Menciptakan Musik untuk Kucing

Pertanianku – Apa yang akan Anda lakukan ketika rasa bosan menghampiri? Memutar musik bisa menjadi solusi Anda untuk penawarnya. Lagu yang diputar tentunya sesuai genre yang Anda sukai. Lalu bagaimana dengan hewan manis seperti kucing?

6-menciptakan-musik-untuk-kucing

Menurut penelitian terbaru, setiap spesies makhluk hidup juga suka musik. Namun, musik yang disukai belum tentu sama dengan manusia. Komposisi yang disukai benar-benar berbeda dengan apa yang biasa manusia dengar. Musik radio yang dinyalakan untuk menemani kucing saat pemiliknya pergi, tidak memberi manfaat. Peneliti menelusuri cara kucing menanggapi musik manusia, dibandingkan dengan musik bersuara kucing bernada tinggi dan tempo dengkur. Kucing sering mengabaikan musik klasik yang amat merespons lagu yang diciptakan untuk mereka. “Kami berusaha membuat orang merenungkan lebih dalam tentang alasan mereka memutar musik,” ungkap psikolog Charles Snowdon dari Universitas Wisconsin.

Salah satu komposer yang menciptakan musik khusus bagi kucing adalah David Teie dari Universitas Maryland, Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa komposisi untuk kucing harus lebih lembut dan halus. “Tempo yang saya pakai salah satunya dengkuran yang biasa kucing lain keluarkan,” ujarnya. Alih-alih untuk manusia, ia mendedikasikan proyek musik yang unik untuk kucing. Keinginannya itu bisa dilihat dalam halaman situs web Music for Cats Kickstarter. “Saya tahu, kedengarannya seperti lelucon,” jelasnya dalam laman itu. Melalui situs web-nya, ia menyampaikan dirinya perlu bantuan dana untuk mewujudkan mimpinya yang memanjakan kucing itu. Ia mengaku butuh 274 juta rupiah untuk menyelesaikan album pertamanya, album musik untuk kucing.

Meski rencana itu terdengar seperti lelucon, tak sedikit orang yang menganggapnya serius. Teie memang tertarik menciptakan musik untuk spesies tertentu sejak 2009. Bahkan, ia mengaku pernah mengujicobakan karyanya pada seekor monyet. Namun, dalam proyek ini, musik untuk kucing adalah proyeknya yang lebih besar karena menurutnya lebih banyak orang yang mempunyai kucing.

Membuat musik untuk kucing tentunya tidak sembarangan, Teie juga memasukan unsur sains. Ia beranggapan manusia suka mendengar denyut yang teratur pada musik karena sudah terbiasa dengan bunyi itu bahkan sejak sebelum dilahirkan ke dunia. Sementara itu, kucing baru mempunyai rasa tersebut setelah mereka lahir.

“Menyusui adalah suara yang semua kucing dengar, sementara otak mereka yang bertanggungjawab atas emosi dibentuk,” Teie menjelaskan.

Peter Robinson, seorang penulis The Guardian penasaran dan mencoba memutarkan lagu untuk kucingnya bernama Trudie yang berumur 10 tahun. Awalnya, ia memutar Hello milik Adele. Respons kucingnya, yaitu langsung masuk ke kamar sebelah. Robinson lalu mencoba memutar lagu untuk kucing yang menurut tulisannya terdengar seperti lantunan relaksasi dari Poundland. Ia mendapat respons berbeda. Kucingnya menggoyangkan ekor tanda senang hingga menatap, naik kursi lalu kembali menatap lekat-lekat padanya. Menariknya, kucingnya tidak beranjak pergi sebelum musik selesai diputar. Ia tidak bisa menyimpulkan apakah itu artinya musik untuk kucing benar-benar sukses.

Harapan Teie, ia ingin mencoba proyek yang berbeda. Ia bermimpi membuat musik untuk ikan paus atau anjing.