Teknik Tepat Melakukan Padat Tebar Lele pada Akuaponik Bioflok

Pertanianku – Seorang periset bernama Dr. Nur Bambang Priyo Utomo, berhasil mengembangkan teknologi akuaponik bioflok. Hal ini bertujuan meningkatkan produksi ikan hingga 10 kali lipat. Namun, berdasarkan penelitian yang ia lakukan, dibutuhkan padat tebar yang tepat untuk mempertahankan keseimbangan komposisi serapan bioflok dan nutrisi untuk tanaman yang pas.

Bambang mengatakan kepadatan yang tepat untuk lele yang dikembangkan pada teknologi akuaponik bioflok, yaitu pada kisaran 500—900 ekor per m². Bambang menambahkan bagi pemula sebaiknya mencoba dengan menyesuaikan lahan yang tersedia.

Teknologi akuaponik bioflok sendiri merupakan cara penggabungan budidaya sayur dan ikan di wadah yang sama dengan memadukan dua teknik pertanian dan peternakan termutakhir sebagai tujuan meningkatkan produksi ikan.

Ia juga menambahkan, sebagai patokan ukuran luas yang ideal, yaitu 1 m³ dengan kepadatan 1.000 ikan lele. Lain halnya dengan sistem budidaya konvensional yang hanya mampu menampung 100 ekor untuk setiap 1 m³. Untuk menunjang produksi lele, selain padat tebar keberadaan mesin aerator juga sangat diperlukan.

“Mesin aerator itu berfungsi untuk meniupkan udara ke dalam kolam air. Setelah kolam jadi, yaitu menyiapkan air untuk pembesaran benih lele,” tutur Bambang.

Menurut peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, Dr. Yudi Sastro, pembuatan sarana akuaponik bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk ukuran kebutuhan keluarga, cukup dengan kolam bervolume air 5 kubik dan padat tebar 300 ekor bibit ukuran 10 cm dengan luasan tanam sayuran 4 m². Namun, jika untuk keperluan bisnis, luasan pertanaman sayuran harus melebihi 1.000 m².

Salah satu anggota komunitas Belajar Akuaponik Indonesia, Kaftari Fiscer, mengungkapkan dalam melakukan teknik ini tidak ada pakem yang mengikat dalam berakuaponik. Tujuan tercetusnya bertani dan membudidaya ikan secara akuaponik tak lain untuk memanfaatkan lahan yang ada dengan memanen dua komoditas yang berbeda.

“Para pemain akuaponik ada yang lebih mengutamakan ikan atau tanaman saja bahkan intensif untuk keduanya,” jelas Kaftaru.

Kaftaru mengatakan keunggulan sistem akuaponik nyaris tanpa limbah. Ditambah dengan ditemukannya teknologi akuaponik bioflok, ia percaya produktivitas ikan dapat meningkat akibat padat tebar yang lebih rapat. Ini karena keunggulan bioflok yang dapat mengubah kotoran menjadi pakan ikan.