Inilah Cara Budidaya Keong Sawah untuk Pemula

Pertanianku – Dulu keong sawah atau yang lebih dikenal orang tutut hanya dijadikan makanan khas pembuka puasa di beberapa daerah, kini tutut banyak dijual di pinggir jalan hingga restoran. Biasanya yang tutut yang dijual di pinggir jalan berupa tutut rebus yang diolah dengan beragam bumbu. Selain diolah menjadi makanan yang bercitarasa lezat, tutut juga bisa dijadikan pakan untuk ternak ikan dan unggas.

Inilah Cara Budidaya Keong Sawah untuk Pemula

Semula keong sawah merupakan hama yang dianggap sebagai pengganggu tanaman padi, tetapi kini karena banyak masyarakat mengetahui jika keong sawah sangat manfaat jika dikonsumsi. Maka mulailah banyak orang yang membudidayakan keong sawah. Misalnya untuk daging segarnya bisa dikonsumsi sebagai makanan yang bermanfaat untuk penambah nafsu makan dan mengurangi gangguan penyakit liver. Selain itu, keong sawah dijadikan sebagai pakan ternak mulai dari ternak sidat, lele, ayam dan bebek. Olahan daging keong berupa tepung juga bisa dijadikan pakan ternak. Cangkangnya sendiri bisa dijadikan pupuk dan tepung karena banyak mengandung phosfor dan kalsium. Jika Anda berniat menjadikan usaha, berikut cara budidaya keong sawah secara tepat.

  1. Persiapan kolam

Sebelum budidaya keong sawah dimulai persiapkan kolam yang digunakan bisa berupa kolam semen atau kolam tanah. Gunakanlah kolam yang berukuran 8×10 m. Sebaiknya bagian bawah kolam dibuat secara landai, agar keong nantinya dapat merambat ke permukaan kolam ketika terjadi perubahan suhu air. Gunakan air sungai, air sumur atau air dari mata air pegunungan untuk membudidaya keong. sebab, keong tidak tahan dengan air limbah. Buat saluran keluar dan masuknya air agar nantinya terdapat aliran air dalam kolam. Selama persiapan kolam, tak perlu diberi tambahan pupuk seperti halnya pada kolam ikan. Tetapi air dapat langsung dialirkan pada kolam yang sudah ada. Letakkan beberapa ranting bercabang atau bambu yang nantinya bisa digunakan keong sebagai tempat memanjat dan menempel. Biasanya pada malam hari keong akan naik ke permukaan air, sedangkan pada pukul 8 atau 9 pagi, keong masuk kembali ke dalam air kolam. Alirkan air dengan kedalaman 50–100 cm.

  1. Tabur keong

Tangkap keong dari rawa atau sawah dengan menggunakan jaring besi. Masukkan dalam karung dan siram karung tersebut agar tetap lembab. Tutut siap dipindahkan ke kolam. Saat dijaring, dengan sendirinya keong tersebut telah tersortir, sehingga ukuran tutut yang terjaring bersamaan bisa satu kelompok. Setelah air dialirkan, tutut dapat langsung diletakkan dalam kolam. Keong dapat hidup di dalam air dingin maupun hangat. Dari satu kolam dengan ukuran 8×10 m, bisa diisi tutut sebanyak 400–500 kg.

  1. Pemeliharaan

Pakan yang diberikan bisa berupa daun-daunan hijau berbentuk lebar, misalnya daun pepaya, daun talas, sente, daun singkong dan sebagainya. Berikan pakan pada pagi dan sore hari. Untuk satu kolam ukuran 8×10 m bisa diberikan pakan berupa dedaunan sebanyak ½ karung atau seberat 5 kg. Dalam waktu 30 menit, pakan tersebut akan habis dimakan hewan lunak bercangkang tersebut.

Tutut yang siap bertelur biasanya telah mencapai ukuran diameter tubuh 5 cm. Dari satu ekor indukan akan menghasilkan tutut sebanyak 30 ekor. Masa bertelur keong tidak mengenal musim. Telur berbentuk granul dengan warna pink akan menetas dalam waktu sebulan.

Tidak ada penyakit tertentu yang menyerang keong. Yang terpenting agar keong tidak terkena penyakit sebaikya menjaga kondisi air. Agar terhindar dari kematian, kondisi keong juga perlu dicek. Misalnya dengan mengaduk air, kemudian lihat apakah ada keong yang menyembul ke atas dan mengapung. Keong yang menyembul itulah yang merupakan keong mati. Segera pindahkan keong tersebut agar tidak menyebar ke keong lainnya.

  1. Panen

Dua minggu setelah budidaya keong sawah, keong bisa dipanen. Baik kecil maupun besar bisa dipanen karena sesuai permintaan. Yang besar biasanya dikonsumsi manusia, sedangkan yang kecil bisa digunakan sebagai pakan ternak. Umumnya dari 1 kolam berukuran 8×10 meter bisa dipanen keong baik keong mas  maupun tutut dengan penambahan berat keong sekitar 10% setelah dipelihara selama 2 minggu. Gunakan serokan ketika panen kemudian segera masukkan keong ke karung plastik kosong. Dalam satu karung umumnya berisi sekitar 50 kg keong. Ketika diangkut, jangan lupa menyiram karung plastik tadi dengan air, agar air dapat masuk ke karung secara perlahan serta bertujuan menjaga kelembaban udara di dalam karung.