Pertanianku – Ikan nila merah merupakan salah satu termasuk ikan konsumsi yang banyak dibudidayakan. Hal tersebut dikatakan Dadang Kusdinar, salah seorang pembudidaya ikan nila merah warga Desa Tanggulun Barat, Kecamatan Kalijati, Subang, Jawa Barat. Menurut Dadang terdapat kelebihan yang dimiliki ikan nila merah jika dibandingkan varietas nila lainnya.
“Nila merah memiliki daging yang kenyal dan gurih serta memiliki kandungan protein tinggi yang baik bagi pertumbuhan. Kelebihan itulah yang membuat nila merah lebih laku di pasar, jadi saya tertarik membudidayakannya,” jelas Dadang.
Dalam budidaya ikan nila merah, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, terutama menyangkut infrastruktur dan lokasi kolam. Pasalnya, kolam merupakan unsur utama yang harus mendapat perhatikan karena merupakan wadah tempat nila membesarkan diri.
Dadang menjelaskan budidaya ikan nila merah sebaiknya dibesarkan pada kolam tanah ketimbang kolam semen. Hal ini dikarenakan ikan nila adalah ikan yang banyak bergerak. Ikan dapat mati jika terantuk semen saat melompat atau bergerak. Kejadian tersebut tak akan terjadi jika kolam terbuat dari tanah. Selain itu, perubahan suhu air dalam kolam tanah lebih lambat dibandingkan dengan air di kolam semen.
“Selain itu, usahakan air kolam diganti 1 bulan sekali atau sudah berwarna keruh,” tambah Dadang.
Dadang juga menyarankan ,sebaiknya pembesaran ikan nila dilakukan pada daerah bersuhu 25–30 derajat Celcius. Semakin hangat air, maka semakin bagus untuk nila.
Selain itu, ketinggian tempat budidaya nila merah sebaiknya 150–1000 m dpl dan pH air berkisar 6–8. Dadang mengungkapkan, suhu air sebaiknya tak berubah secara drastis dari hangat ke dingin karena akan ikan akan stress dan dapat mengganggu pertumbuhan ikan.
“Supaya ikan dapat berkembang, minimal ketinggian air kolam setengah meter. Tidak masalah berapa banyak bibit nila yang akan ditebarkan ke dalam kolam. Kolam berukuran 200×200 m atau 400×400 m bisa dimasukkan bibit hingga 10.000 ekor. Jika menebarkan bibit 10.000 ekor, persentase kematian hanya 1–5 %,” ucap Dadang.
Untuk menjaga kesehatan nila, Dadang mengatakan bahwa ia tidak menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lainnya karena ia merasa justru obat-obatan tersebut kurang bagus untuk ikan.
“Kunci dari pembesaran nila adalah pemberian pakan yang teratur dan air kolam yang selalu mengalir,” tutur Dadang.