Pertanianku – Baru-baru ini masyarakat berlomba membudidayakan sayuran organik di rumah. Budidaya sayuran organik di rumah, selain untuk dikonsumsi sendiri, bisa menjadikan peluang usaha yang cukup potensial. Pasalnya, saat ini telah banyak masyarakat yang beralih mengonsumsi sayuran organik.
Budidaya sayuran organik di pekarangan rumah dapat memberikan banyak keuntungan. Bahkan, proses budidaya sayuran organik menjadi rutinitas yang menyenangkan bersama keluarga karena Anda dapat merawat tanaman beserta keluarga. Terlebih, bagi Anda yang memiliki anak kecil yang kurang menyukai sayuran. Kegiatan menanam bisa diajarkan pada anak agar menyukai sayur.
Sebelum membudidayakan sayuran organik, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan. Mulai dari persiapan media tanam, persemaian, penanaman, perawatan, dan pemanenan.
Berikut tahapan budidaya sayuran organik di pekarangan rumah.
Persiapan budidaya sayuran organik
Benih sayuran yang kita beli dari toko pertanian biasanya disertai keterangan dalam kemasannya, seperti misalnya spesifikasi “Germination Rate“, yaitu daya kecambah benih. Umumnya, germination rate sekitar 80%. Artinya, jika kita menanam 10 benih, kemungkinan hanya 8 benih yang tumbuh.
Persiapan dimaksudkan untuk menyaring benih yang tidak tumbuh sehingga kita hanya menyemai/menanam benih yang sudah mulai berkecambah agar kepastian tumbuh cukup tinggi. Persiapan budidaya sayuran organik di pekarangan salah satunya persemaian.
Persemaian budidaya sayuran organik
Budidaya sayuran organik biasanya diawali dengan persemaian. Berikut beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menyemai benih sayuran.
- Siapkan wadah semai, dalam hal ini kami menggunakan pot/polybag, gelas plastik bekas, pot kertas, atau karung bekas. Jika menggunakan gelas plastik bekas minuman, bagian bawahnya harus dilubangi terlebih dahulu.
- Isi wadah semai dengan media. Sebaiknya, campuran media halus (tanah disaring, pasir halus, sekam bakar ditambah pupuk organik halus minimal 1/4 bagian). Basahi dahulu campuran media agar lembap.
- Buat lubang sedalam 0,5—1 cm pada media semai, kemudian masukkan benih di tiap lubang dan tutup lagi dengan media. Jika menyemai di wadah lain, misalnya baki berlubang, beri jarak antar benih, 1—5 cm untuk memudahkan pemisahan bibit yang sudah tumbuh tanpa terlalu mengganggu perakaran.
- Semprot dengan sprayer jika media mulai kering. Kemudian tutup dengan kardus atau plastik warna solid atau penutup apa saja agar tidak terjadi penguapan sehingga media tetap lembab. Simpan di tempat sejuk.
- Setelah beberapa hari (tergantung jenis sayurannya), benih mulai tumbuh. Buka penutup, usahakan mendapat sinar matahari (pagi) agar batang tidak terlalu panjang. Siram dengan sprayer agar bakal tanaman tidak terganggu air siraman.
- Bibit dipindahkan setelah keluar dua daun asli, sehingga keseluruhan ada 4 daun, yaitu 2 daun dari biji dan 2 daun asli sesuai dengan tanaman tersebut pada waktu dewasa. Bibit dapat dipindahkan untuk disapih atau langsung ditanam.
Penanaman
Menanam dapat dilakukan dari hasil sapihan, hasil semaian atau hasil prasemai, bahkan langsung dari benih. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memindahkan tanaman dari persemaian ke wadah penanaman, dalam hal ini menggunakan karung bekas, kaleng bekas, pot, dan wadah bekas lainnya:
- Gunakan pot dengan ukuran memadai pada saat tanaman dewasa. Misal tanaman cabai atau tomat, sebaiknya gunakan ukuran diameter 50—60 cm. Untuk tanaman sayuran daun, cukup menggunakan pot ukuran 30 cm.
- Gunakan campuran tanah dan media lain seperti sekam agar porousitas media cukup baik, yaitu dapat menangkap air tetapi tidak menahan yang menyebabkan air tergenang. Jangan lupa beri pupuk organik minimal 1/4 bagian.
- Jika menanam di tanah, jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman, misal cabai/tomat/brokoli jarak sekitar 60 cm, caisim atau pakcoy cukup 15—20 cm. Tujuannya, agar ruang tumbuh dan paparan sinar matahari cukup, dan tidak bersaing dalam mencari makanan.
- Perawatan tanaman setelah pemindahan ke media tanam sebenarnya antara lain penyiraman, pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan.
Cukup mudah melakukannya bukan? Selamat mencobanya di rumah!