Melirik Potensi Budidaya Cacing Sutra Beromzet Rp15 Juta Sebulan

Pertanianku – Salah satu peluang usaha yang memiliki prospek cukup baik adalah budidaya cacing sutra. Cacing sutra ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Permintaannya pun semakin meningkat setiap harinya. Namun, kendalanya adalah belum banyak pembudidaya yang menjalankan usaha budidaya cacing sutra.

melirik-potensi-budidaya-cacing-sutra-beromzet-rp15-juta-sebulan

Salah seorang pembudidaya cacing sutra asal Banyumas, Jawa Tengah, bernama Saiful dapat meraup omzet sebesar Rp15 juta setiap bulannya. Padahal, Saiful hanya menjadikan usaha budidaya cacing sutra sebagai usaha sampingan. Untuk modal budidaya cacing sutra ini pun tergolong sangat murah dan mudah.

Hewan yang dipandang menjijikkan ini ternyata telah dikembangbiakkan oleh sejumlah petani di Desa Karang Jati, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Ciri-ciri cacing sutra siap panen ini berwarna merah dan aktif bergerak. Sementara itu, ukuran tubuh cacing sutra ini mencapai panjang 3—5 cm.

Untuk mengembangbiakkan cacing sutra, memang tergolong sangat mudah. Selain itu, modalnya pun tidaklah banyak. Hanya dengan modal menggunakan lahan sawah, cacing sutra bisa dikembangbiakkan. Untuk memberi makannya pun sangatlah mudah, yaitu dengan kotoran ayam yang dikeringkan dicampur ampas tahu.

Petani di Desa Karang Jati yang sudah menggeluti budidaya cacing sutra selama dua tahun ini mengaku meraup keuntungan cukup lumayan. Dalam sebulan panen, mereka mampu meraup keuntungan hingga kurang lebih Rp15 juta. Padahal, bisnis cacing sutra ini merupakan bisnis sampingan mereka yang bermata pencaharian tetap sebagai petani tanaman padi.

Cacing sutra ini sendiri tergolong binatang rakus terhadap makanan. Oleh karena itu, bagi yang membudidayakan cacing sutra agar jangan terlambat dalam memberi makanan. Jika terlambat, cacing-cacing sutra ini bisa pergi begitu saja.

“Petani setempat menjual cacing sutranya dengan harga Rp9.000—Rp10.000 per gelas. Sekali panen dalam setiap bulannya, mereka bisa memanen ratusan gelas cacing sutra,” ujar Saiful, seperti melansir Okezone (15/12).

Cacing sutra setelah dipanen, proses selanjutnya harus dilakukan pencucian, yang berfungsi untuk memisahkan cacing sutra dengan lumpur. Setelah dibersihkan dari lumpur, barulah cacing sutra siap untuk dipasarkan.

Untuk wilayah Banyumas, cacing sutra ini mereka jual sebagai pakan benih ikan gurame dan ikan lele. Petani setempat sendiri mengaku kewalahan melayani pesanan cacing sutra untuk ratusan petani gurame di wilayah Kabupaten Banyumas, kabupaten Cilacap, Purbalinga, Kebumen hingga ke luar kota.