Teknik Tepat Pembibitan Buah Berry

Pertanianku – Kelompok buah berry termasuk dalam buah substropik yang mulai banyak ditanam di Indonesia. Di Indonesia kini beberapa jenis berry sudah banyak dibudidayakan. Bahkan, peluang usaha pembibitan dan budidaya berbagai jenis buah berry masih sangat terbuka lebar dan cukup potensial.

Salah satu pembudidaya buah berry tersebut adalah Parta Suhanda. Di bawah bendera usaha Angel Nursery, Parta melakukan pembibitan buah berry seperti blackberry, raspberry, dan blueberry.

“Dalam pembibitan blackberry dan raspberry, saya hanya melakukan teknik pembibitan dengan cara tunas, sedangkan blueberry dengan cara setek,” ungkap Parta, dikutip dari laman Tabloid Peluang Usaha.

Menurut Parta, masa pembibitan tanaman buah berry dari pemotongan tunas atau setek batang sampai bibit siap jual sekitar 2—3 bulan. Caranya, siapkan tanaman indukan/pohon buah berry yang sudah berbuah (minimal umur 5—6 bulan), kemudian bibit disemai menggunakan media cocopeat (serabut kelapa). Selanjutnya, bibit dari persemaian ditanam di pot/polybag. Lalu siap dilakukan proses perbanyakan bibit.

Pada pembibitan blackberry dan raspberry dengan cara tunas dimulai dari memotong tangkai tanaman yang sudah tumbuh di sekitar indukan. Alat yang digunakan untuk perbanyakan bibit terdiri dari pisau untuk memotong tangkai indukan, gunting untuk memotong plastik, dan plastik putih untuk membungkus/menyungkup hasil tunas baru.

“Usahakan tangkainya berasal dari indukan dengan kualitas bagus yang telah berumur lebih dari satu tahun. Ciri tangkai yang baik untuk ditunaskan terlihat bersinar, tidak kusam atau agak cerah, tangkai tegak dan sudah keras,” tutur Parta.

Setelah memilih/memotong tunas sekitar 20—25 cm, tunas baru yang sudah dipotong dimasukkan selama 15 menit dalam cairan IBA (merk obat perangsang akar asal impor), atau bisa juga dengan menggunakan Auksin ataupun Sitokinin. Setelah itu, celupkan sebentar ke dalam cairan obat antijamur (merk Root Up).

Selanjutnya, masukkan ke gelas plastik yang telah berisi media cocopeat (serabut kelapa) dan disungkup dengan plastik putih. Pembibitan dengan cara ini, selain tidak membutuhkan waktu lama juga mempercepat masa berbuah, dan memiliki risiko kegagalan yang kecil, yakni hanya 10—20%.

Bibit yang ditunaskan dengan media tanam serabut kelapa ditunggu sampai berakar lalu dipindahkan pada media polybag berupa campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 dan sebaiknya diletakkan di tempat teduh.

Dalam merawat bibit, kata Parta, tidak membutuhkan perhatian khusus. Pemupukan dan penyiraman secukupnya, yang terpenting menjaga kondisi lingkungan pada suhu sekitar 25°C dengan pelindung atap paranet.