Mentan Siap Tingkatkan Produksi Padi di Jawa Barat

Pertanianku – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dalam kunjungannya tersebut Mentan sekaligus menggelar Rapat Koordinasi Pangan dan panen padi sekaligus tanam. Hal tersebut dilakukan guna mempercepat daerah untuk meningkatkan produksi pangan strategis khususnya padi di tahun 2017 sesuai target sehingga mampu mendukung persediaan pangan nasional.

Selain Mentan, hadir pula dalam kunjungan tersebut seperti Wakil Gubernur Jabar Dedi Mizwar, Pangdam III/Siliwangi Mayjend TNI. M. Herindra, Bupati Bandung Dadang M. Nasir, Anggota Komisi IV DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, dan Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Jabar.

Amran mengatakan Jabar peringkat nomor satu terkait produksi padi. Hal ini salah satunya karena anggaran pembangunan pertanian bersumber dari APBN untuk Jabar meningkat. Anggaran di 2014 hanya Rp1,4 T, tetapi pada 2015 naik menjadi Rp2,5 T.

Menurutnya, melimpahnya produksi padi di Jabar 2016 telah memberikan kontribusi besar menjadikan Indonesia mengekspor beras sebanyak 43,7 persen dan tidak lagi mengimpor beras. Adapun impor 2016 merupakan residu pengadaan impor 2015. Selain itu, Indonesia pun tidak impor bawang merah, dan impor jagung turun 66 persen.

“Untuk meningkatkan produksi padi di Jawa Barat tahun 2017, Kementerian Pertanian akan menambah target tanam pada periode tanam Oktober 2016—Maret 2017 menjadi 1.552.041 hektare. Penambahan luas tanam ini lebih tinggi 368.676 hektare dari target di periode sama di tahun lalu, yakni hanya 1.183.365 hektare,” kata Amran.

Secara nasional, Amran menjelaskan untuk meningkatkan luas tambah tanam, beberapa terobosan yang telah dilakukan, yakni mendistribusikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor dan rice transplanter kepada setiap kelompok tani, perbaikan jalur irigasi, penyediaan teknologi citra lansat, dan penerapan teknologi jarwo super. Alokasi bantuan alsintan di Jabar 2016, yakni traktor roda 2 sebanyak 2.131 unit, traktor roda 4 sebanyak 95 unit, pompa air 1.759 unit, alat tanam 194 unit, dan handsprayer 6.428 unit.

Selain itu, lanjut Amran, Kementan telah melakukan pengawalan dari serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang dapat memudahkan Tim Program Upaya Khusus untuk memantau lahan sawah yang belum digarap untuk dilakukan percepatan penggarapannya.

“Tidak hanya itu, skema asuransi pertanian yang telah digulirkan Kementerian Pertanian dengan PT Jasa Asuransi Indonesia akan terus mendampingi usaha tani di Jawa Barat. Petani cukup hanya dengan membayar Rp36.000 dengan subsidi dari pemerintah sebesar Rp144.000, maka bila ada kegagalan di setiap tanam maka petani akan mendapatkan ganti rugi sebesar Rp6 juta. Saat ini dari target peserta asuransi pertanian sebesar 12.500 orang, telah tercapai 10.349 orang atau lebih dari 80 persen target telah tercapai,” jelas Mentan.