Pertanianku – Akibat merebaknya virus antraks yang menyerang ternak sapi dan kambing, daya jual sapi dan kambing di daerah Girimulyo, Kulonprogo anjlok. Akibatnya beberapa pasar hewan menjadi sepi dan omzet yang didapatkan para penjual menurun drastis.
“Sejak ada pemberitaan, penjualan jadi sepi seperti ini,” kata Winarno seperti dilansir Okezone (30/1), pedagang sapi di Pasar Legi, Pengasih, Kulonprogo.
Namun, pada kondisi tersebut para pedagang masih bertahan dan tidak banyak menambah stok ternak. Mereka juga tidak berani membawa banyak ternak di pasar luar Kulonprogo.
Padahal, biasanya Winarno juga berjualan di Muntilan, Ambarketawang ataupun di Purworejo. Untuk sapi anakan jenis simetal misalnya, sebelumnya dijual di kisaran Rp14 jutaan. Kini hanya dibanderol Rp12 jutaan. Begitu juga dengan sapi dewasa yang harga normalnya Rp20 jutaan hanya dijual Rp18 juta.
“Meski murah tetap sepi. Padahal, menjelang Imlek biasanya ramai,” tambahnya.
Lesunya perdagangan ternak juga dikeluhkan pedagang kambing. Harga kambing ikut turun sekitar Rp300.000—Rp500.000. Untuk kambing dewasa yang biasa dijual di kisaran Rp2 juta-an hanya dipatok Rp1,7 juta. Sementara anakan bisa lebih murah lagi.
“Banyak yang menunggu pembeli. Ini bisa rugi,” sesal Mulyadi, pedagang kambing.
Seperti diketahui, Pemkab Kulonprogo sempat menetapkan kejadian luar biasa (KLB) kasus antraks di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo. Setidaknya ada 16 warga yang didiagnosis terserang penyakit yang dibawa bakteri Bacillus anthracis ini. Setelah mendapatkan penanganan medis, kini pasien yang diduga terserang bakteri antraks telah sembuh dan sudah beraktivitas seperti biasa.