Pertanianku – Bisnis di sektor perikanan sepertinya tidak ada matinya. Ditambah tingkat konsumsi ikan di masyarakat semakin tinggi. Oleh karena itulah, berinvestasi di sektor perikanan masih sangat menjanjikan. Salah satu daerah di selatan Kabupaten Boyolali memiliki sentra budidaya lele yang bernama Kampung Lele.
Keadaan di Kampung Lele seperti suasana perkampungan nelayan tambak. Ketika kita di sana, sejauh mata memandang akan terlihat kolam-kolam lele di setiap sudut jalan.
Menurut Naryanto, Kepala Bidang Perikanan Kabupaten Boyolali, Kampung Lele mulai berdiri sejak 2003 di atas lahan seluas 45 hektare yang meliputi 2 kecamatan di Kabupaten Boyolali, yakni Kecamatan Teras dan Sawit.
“Dari total wilayah seluas 45 hektare, luasan kolam yang ada hanya 20 hektare saja,” kata Naryanto.
Kampung Lele sendiri digawangi oleh 3 Kelompok Tani, yakni Kelompok Tani Karya Mina Utama, Mina Usaha Tani, dan Karmina, yang kesemuanya fokus membudidayakan lele.
Adapun lele yang dibudidayakan ialah jenis lele sangkuriang, dumbo, dan yang terbaru ialah jenis lele mutiara, singkatan dari Mutu Tinggi Tiada Tara hasil pengembangan Balitbang KKP.
Naryanto mengatakan, rata-rata kolam lele yang ada dimiliki perorangan yang sudah tergabung dengan Kampung Lele sehingga keuntungan dari hasil panen langsung masuk rekening pribadi si pembudidaya.
Per harinya, Kampung Lele dapat memanen hingga 35 ton dengan harga jual terendah Rp15.000 per kg.
“Bayangkan saja, dari luasan lahan 5 kali 10 meter dimana padat tebar 15 ribu benih, dalam tiga bulan petani dapat memanen sebanyak 1,5 ton dengan mengantongi omzet bersih Rp7 juta jika harga jual normal Rp17.000 per kg. Ini bukan hanya memanen lele, tapi memanen rupiah,” ujar Naryanto.
Naryanto menambahkan, lancarnya pemasaran ke sejumlah daerah di Yogyakarta membuat suasana Kampung Lele semakin bergairah dan tak pernah sepi kehadiran tengkulak yang setiap pagi hilir mudik memboyong lele di dalam kemasan plastik oksigen.
“Lele di sini sebagian besar dikirim ke Yogyakarta, berapapun jumlahnya selalu diterima. Kata orang Yogyakarta, lele Boyolali itu enak, kalau digoreng bentuknya tidak melengkung, selalu lurus. Makanya restoran dan rumah makan di Yogyakarta senang lele Boyolali,” papar Naryanto.