Pentingnya Peran Mulsa pada Budidaya Tomat

Pertanianku – Tomat termasuk salah satu sayuran yang mudah tumbuh dan populer di Indonesia. Namun, saat dibudidayakan secara massal, beragam masalah bisa datang mendera. Bila petani mampu mengenali gejalanya, mudah juga menerapkan perawatan yang tepat. Tentu, tata cara budidaya yang baik dapat mengurangi atau menghilangkan banyak masalah.

Produksi tomat di Indonesia rata-rata 5—6,3 ton per hektare (ha). Angka ini jauh di bawah produksi tomat dunia yang rata-rata 20,6 ton/ha. Rendahnya produksi tomat di Indonesia, di antaranya disebabkan oleh masih ditanamnya varietas tomat yang rendah produktivitasnya dan budidaya masih dilakukan secara konvensional.

Salah satu cara meningkatkan produksi dan kualitas tomat dengan menanam varietas hibrida unggul didukung sistem budidaya tomat intensif. Pengembangan tomat secara intensif ini dicirikan dengan penerapan sistem mulsa.

Penggunaan mulsa sangat berpengaruh terhadap produksi dan kualitas tomat. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Balithort Lembang, produksi tomat varietas Berlian hanya mencapai 11,73 ton/ha, dengan buah rusak 1,9 ton/ha. Sementara itu, dengan menggunakan mulsa jerami, produksi dapat mencapai 15,69 ton/ha, meningkat 35,04% dengan buah rusak 1,89 ton/ha.

Keuntungan menggunakan mulsa jerami pada musim kemarau antara lain dapat mempertahankan kelembapan tanah, mengurangi fluktuasi suhu tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah terjadinya kontak langsung antara buah dan tanah yang dapat menyebabkan busuk buah.