Yuk, Manfaatkan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak!

Pertanianku – Selama ini sisa hasil pertanian dan perkebunan hanyalah dianggap limbah dan akan langsung dibuang. Namun, tahukah Anda jika limbah hasil pertanian ini dapat menjadi pakan alternatif hewan ternak. Dengan memanfaatkan limbah tersebut, setidaknya dapat membantu para peternak untuk meminimalisir biaya pembelian pakan.

Meski dibilang limbah, kandungan nutrisi yang ada di dalamnya tidak kalah dengan rumput. Selama ini pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan sebagai pakan ternak baru mencapai 30—40% dari potensi yang tersedia saat ini. Potensi ketersediaan beberapa limbah pertanian dan perkebunan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti berikut.

Limbah kelapa sawit

Indonesia memiliki lahan kelapa sawit yang cukup luas tersebar di Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, dan masih banyak daerah lainnya. Bagian-bagian tanaman dari kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak terdiri atas daun, pelepah, lumpur, bungkil, dan bungkil inti sawit.

Pada umumnya produk samping yang diperoleh dari industri kelapa sawit dibagi ke dalam dua kelompok. Misalnya, berasal dari kebun kelapa sawit (pelepah dan daun) dan dari pabrik pengolahan buah kelapa sawit.

Produksi daun atau pelepah dapat mencapai 10,5 ton pelepah kering/ha/tahun. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kandungan protein kasar pada kedua bahan pakan tersebut masing-masingnya mencapai 15% BK (daun) dan 2—4% BK (pelepah). Campuran kedua bahan pakan tersebut dapat meningkatkan kandungan protein menjadi 4,8%.

Limbah hasil pengolahan kelapa sawit juga mengandung serat kasar yang tinggi. Namun, kandungan protein kasar lumpur sawit dan bungkil kelapa sawit secara berurutan, yaitu 14,58 % BK dan 16,33 % BK, sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan bakan ternak ruminansia.

Jerami jagung

Limbah jagung merupakan salah satu sumber pakan alternatif potensial yang banyak dijumpai di Indonesia. Limbah jagung yang dimanfaatkan sebagai bahan pakan atau pakan ternak masih belum optimal berkisar 50% dari total limbah yang dihasilkan.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa limbah tanaman jagung belum dimanfaatkan secara optimal untuk pakan ternak karena kualitas yang rendah dan mengandung serat kasar yang tinggi (27,8%). Untuk meningkatkan kualitas bahan pakan jerami jagung, dapat dilakukan dengan fermentasi dengan Aspergillus niger atau bakteri asam laktat.

Limbah tebu

Limbah utama dari tanaman tebu yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah pucuk tebu/daun, molases, ampas tebu, dan empulur (pith). Dari total produksi tebu dapat dihasilkan limbah tanaman tebu sebanyak 1,8 juta ton per tahun.

Namun, limbah tanaman tebu belum dimanfaatkan secara optimal sebagai pakan ternak. Pucuk tebu merupakan limbah tanaman yang sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan ternak.

Pemberian pucuk tebu pada sapi perah dan sapi potong dapat meningkatkan pertambahan produksi susu sebesar 2 kg susu per hari pada sapi perah dan berat badan sebesar 0,25 kg per hari pada sapi potong.

Bagas adalah limbah hasil penggilingan tebu atau hasil ekstraksi sirup tebu. Limbah ini umumnya digunakan sebagai bahan bakar dalam industri gula. Namun, bagas merupakan pakan limbah yang berkualitas rendah karena mengandung kadar ligno-selulosa yang tinggi.

Intake bagas dapat ditingkatkan bila dicampur dengan 55% molases dalam ransumnya. Karena bagas merupakan bahan pembawa yang baik untuk molases, maka ransum ini akan sangat bermanfaat bila diberikan kepada ternak pada level optimum sekitar 20—30% konsentrasi ransum.