3 Jenis Zat Hara Mikro yang Penting untuk Sawit

Pertanianku — Meskipun bukan merupakan kebutuhan utama bagi tanaman, keberadaan zat hara mikro tetap berpengaruh pada pertumbuhan. Zat hara ini memang dibutuhkan dalam jumlah kecil, termasuk bagi kelapa sawit. Walaupun begitu, zat hara mikro bagi kelapa sawit tetap harus dipenuhi agar tidak mengganggu produktivitasnya.

zat hara mikro bagi kelapa sawit
Foto: pixabay

Setidaknya, ada tiga jenis zat hara mikro yang harus dalam keadaan cukup untuk menunjang pertumbuhannya. Ketiga unsur tersebut adalah boron, tembaga, dan seng. Setiap zat memiliki peranan yang berbeda dalam mendukung perkembangan tanaman yang memiliki nama ilmiah Elaeis oleifera ini.

Seng (Zn)

Unsur hara mikro ini dibutuhkan untuk proses metabolisme pada tanaman kelapa sawit. Seng bisa mengaktifkan enzim-enzim yang berhubungan erat dengan metabolisme, termasuk mengolah hasil fotosintesis menjadi energi yang disimpan pada buah sawit.

Seng memang hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Namun, kegunaannya sangat mendorong perkembangan tumbuhan terutama untuk pemanjangan sel dan ruas batang tanaman sawit. Selain itu, seng juga turut membantu pembentukan hormon auksin sehingga keseimbangan fisiologis tumbuhan tetap terjaga.

Tembaga (Cu)

Zat hara kedua yang tak kalah penting adalah tembaga. Zat ini berguna dalam pembentukan klorofil pada tanaman. Nantinya, klorofil sangat diperlukan pada proses fotosintesis.

Tembaga juga membantu penyusunan lignin dan beragam sistem enzimatik yang menyokong pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Tak hanya itu, unsur mikro ini juga membantu proses fiksasi nitrogen. Oleh karena itu, nitrogen yang semula tidak bisa dimanfaatkan menjadi bisa digunakan oleh tumbuhan.

Boron (B)

Terakhir, zat hara mikro kelapa sawit yang dibutuhkan adalah boron. Zat ini berfungsi meningkatkan produktivitas tanaman. Peran boron adalah membantu tumbuhan mengalami proses pembungaan dan perkecambahan.

Boron bisa membantu peningkatan tinggi tanaman. Zat ini juga bisa menambah panjang petiole. Boron juga membantu peningkatan bobot tandan buah segar.

Zat hara pada lahan yang ditanami kelapa sawit sering kali diserap dalam jumlah besar oleh kelapa sawit. Unsur hara tersebut tentu saja akan semakin menipis seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, pemberian unsur hara secara periodik harus dilakukan.

Jika tidak, salah satu dampaknya adalah kelapa sawit menjadi keriting. Tak hanya itu, pada buah kelapa sawit juga akan dijumpai tanda kekurangan zat hara mikro berupa bercak putih.