3 Pengganggu Tanaman Jati yang Perlu Diwaspadai

Pertanianku Tanaman jati dapat rusak karena serangan hama dan penyakit. Kerusakan tersebut bisa menyebabkan kualitas kayu yang dihasilkan menjadi berkurang sehingga nilai ekonomi kayu menjadi turun. Selain hama dan penyakit, petani harus mewaspadai beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman jati seperti di bawah ini.

tanaman jati
foto: Pertanianku

Gulma

Gulma adalah tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya. Kehadiran gulma dapat mengganggu tanaman yang sedang dibudidayakan karena gulma dapat menyerap unsur hara, sinar matahari, dan air yang dibutuhkan oleh tanaman. Gulma sudah bisa mengganggu tanaman jati sejak pembibitan hingga tanaman dewasa.

Itu sebabnya petani perlu melakukan pengendalian gulma secara rutin. Selain mencegah persaingan, gulma yang tidak dikendalikan bisa tumbuh terus dengan pesat.

Sistem drainase yang buruk

Tanaman jati termasuk tanaman yang tahan terhadap cuaca ekstrem. Namun, kebutuhan air dan tingkat kelembapan tetap harus dijaga. Jati sangat membutuhkan tanah yang porous dan kaya oksigen untuk pertumbuhannya.

Oksigen tersebut bisa didapatkan pada lahan dengan drainase yang baik. Sistem drainase yang buruk dapat menyebabkan lahan tergenang air, pucuk tanaman mati, dan kematian dapat menyerang tanaman di umur 1—10 tahun.

Sistem drainase yang buruk dapat dilihat dari tampilan tanaman yang memiliki tajuk tipis, daun menguning dan tampak layu, tajuk mengalami stagnasi pertumbuhan (tidak ada daun baru), serta ranting mengalami mati kering. Drainase yang buruk dapat menyebabkan perakaran tanaman menjadi busuk. Gejala yang ditimbulkan dari sistem drainase buruk sangat bervariasi, mulai dari mati pucuk hingga kematian pohon.

Drainase dapat diperbaiki dengan membuat dan memelihara saluran pembuangan air pada petak-petak yang rentan tergenang. Selain itu, hindari menanam tanaman tumpang sari yang membutuhkan genangan air seperti padi.

Hewan gembalaan

Lahan kebun jati sering dimasuki hewan ternak yang sedang digembalakan, seperti sapi, kambing, atau domba. Anda perlu mengawasi gerak-gerik hewan gembalaan di lapangan karena bisa menyebabkan lahan jati padat sehingga tanaman kerdil.

Selain itu, aktivitas ternak yang senang menggosok-gosokkan badannya ke pohon dapat menyebabkan pohon miring dan sebagian kulit batang terkelupas.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, jangan gunakan lahan untuk gembala dan cegah hewan gembala masuk ke areal budidaya. Tanam jati dalam bumbunan untuk mencegah hewan gembalaan merusak jati yang sedang ditanam.