Pertanianku — Saat ini perubahan iklim sedang menjadi topik pembicaraan yang sering dibahas karena kondisi tersebut menimbulkan dampak bagi kondisi pertanian. Salah satu cara mengatasi perubahan tersebut adalah dengan adaptasi dan mitigasi.

Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr. Ai Dariah menjelaskan adaptasi adalah mengantisipasi dampak buruk dari perubahan iklim dan mitigasi merupakan tindakan untuk mengurangi kecepatan perubahan iklim yang dilakukan dengan tindakan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Dilansir dari litbang.pertanian.go.id, pada bimbingan teknis online, Ai menjelaskan bahwa perubahan iklim dapat mengakibatkan meningkatnya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), meluasnya areal yang memiliki salinitas tinggi, dan meningkatkan temperatur sehingga mengganggu fisiologis tanaman.
Pada 2019, sektor pertanian menyumbang emisi GRK sebesar 6 persen terhadap emisi GRK nasional. Sumber emisi tersebut berasal dari CO2 yang dihasilkan dari perubahan penggunaan lahan yang memiliki cadangan C tinggi, CO2 dari lahan gambut, CH4 dari lahan sawah, N2O dari pupuk N dan kotoran ternak, CH4 dari sendawa dan kotoran ternak, serta CO2 dari bahan organik tanah mineral dan kebakaran gambut.
Ai menjelaskan bahwa teknologi pengelolaan tanah menjadi langkah adaptasi dan mitigasi. Misalnya dengan menggunakan kompos, biochar, mulsa, terasering, penanaman lorong, tanaman penutup tanah, olah tanah konservasi, pemupukan berimbang, dan pemupukan hayati.
Selain itu, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bisa dilakukan dengan melakukan pengelolaan air intermitten dan macak-macak pada tanaman padi.
Kepala Balitbangtan, Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si sangat mendukung aktivitas sektor pertanian dalam mengatasi perubahan iklim serta tindakan adaptasi dan mitigasi. Hal ini terlihat dari partisipasi yang dilakukan Balitbangtan dalam pertemuan perubahan iklim di tingkat internasional.
Diharapkan, pelaku pertanian di Indonesia dapat memahami tata laksana pengelolaan tanah yang tepat sebagai bentuk upaya adaptasi dan mitigasi pertanian terhadap perubahan iklim. Dengan begitu, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan tanpa terkendala masalah iklim.