Pertanianku — Kentang merupakan komoditas penting karena menjadi salah satu bahan pangan utama yang diminati masyarakat. Namun, produksi kentang dalam negeri masih fluktuatif. Faktor utama penyebab ketidakstabilan produksi kentang adalah penyediaan benih kentang berkualitas yang terbatas.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik dan Dirjen Hortikultura yang dirilis pada 2017, produktivitas kentang nasional mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, sekitar 16,58 ton/hektare sampai 18,23 ton/hektare periode 2012—2016. Sementara, kebutuhan kentang naik setiap tahunnya.
Benih yang beredar di pasaran dan sering digunakan oleh petani biasanya memiliki kualitas yang belum tentu baik. Sementara, benih yang berkualitas baik, harganya relatif mahal dan memberatkan petani. Hal inilah yang menyebabkan petani di negara berkembang belum menggunakan bibit unggul sepenuhnya.
Selain harga benih yang mahal, petani masih kesulitan untuk mengakses bibit kentang yang berkualitas. Bahkan, untuk mendapatkan benih berkualitas petani harus menggelontorkan modal hampir 50 persen dari biaya produksi, seperti penggunaaan benih impor. Sementara, jika menggunakan bibit yang berkualitas biasa saja, menyebabkan kentang mudah terkena penyakit dan hama sehingga produktivitas kentang tidak baik.
Pasokan benih yang kurang membuat petani kentang lokal menggunakan benih yang dihasilkan sendiri. Kentang yang dihasilkan dari ladang sebanyak 50 persen dijual sebagai kentang konsumsi dan sisanya lagi digunakan untuk bibit, pakan ternak, dan bahan baku industri. Kondisi tersebut juga membuat hasil dan mutu kentang yang dihasilkan kurang baik.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan benih adalah memproduksi benih dengan cara aeroponik. Benih kentang yang dihasilkan dari metode konvensional biasanya sebanyak 3—10 umbi per tanaman. Sementara, jika benih diproduksi dengan cara aeroponik, mampu menghasilkan 17 umbi per tanaman. Bahkan, ada yang mencapai 30—40 umbi per tanaman.
Menghasilkan benih kentang dengan cara aeroponik terbilang cukup mudah. Anda dapat mempelajarinya dengan membaca buku Aeroponik Benih Kentang yang diterbitkan oleh Penebar Swadaya. Dengan memproduksi benih yang berkualitas, Anda akan mendapatkan keuntungan dan turut memajukan petani kentang di Indonesia.
Keuntungan lainnya yang didapatkan dari teknik aeroponik adalah mampu menghasilkan benih unggul sehingga memiliki daya tahan yang kuat terhadap serangan penyakit, efisiensi produksi 91 persen lebih tinggi, dan panen dapat dilakukan secara bertahap.