Pertanianku — Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) mengantisipasi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti hama dan penyakit yang dapat menurunkan hasil panen melalui pengendalian OPT yang ramah lingkungan. Pengendali OPT ramah lingkungan terbuat terbuat dari agen pengendali hayati (APH) yang akan disalurkan ke Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tumbuhan (LPHP) di seluruh Indonesia.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Edy Purnawan menjelaskan bahwa Kementan berkomitmen mendukung pengembangan APH agar bisa diaplikasikan untuk mengendalikan OPT.
“Tahun 2020 kami mengalokasikan pengembangan APH sebanyak 86 unit yang tersebar di LPHP-LPHP di 31 provinsi,” tutur Edy seperti dikutip dari laman tanamanpangan.pertanian.go.id.
APH yang sudah diserahkan ke LPHP di setiap provinsi akan dikembangkan sendiri. Kegiatan perbanyakan APH akan dilakukan oleh kelompok tani pengembangan APH, seperti kelompok tani PPAH.
Ditjen Tanaman Pangan mencatat sebanyak 78 kelompok tani PPAH telah mendapatkan fasilitas pembinaan atau penguatan untuk kegiatan perbanyakan. Edy berharap akan semakin banyak petani yang menggunakan APH untuk mengendalikan OPT hama dan penyakit agar hasil panen yang didapatkan jauh lebih berkualitas dan kelestarian lingkungan terus terjaga.
Di LPHP Bantul, jenis agen pengendali hayati yang dikembangkan adalah Beauveria bassiana, Trichoderma sp, Paenibacillus polymyxa, dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Agen pengendali hayati tersebut umumnya digunakan untuk tanaman padi.
“Saat ini kami (LPHP) bersama petani sudah dapat memproduksi, memperbanyak agen pengendali hayati untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman yang sering menyerang,” tutur Paryoto, Kepala LPHP Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Para petani pun sudah merasakan dampak dari penggunaan pengendali yang lebih ramah lingkungan tersebut.
“Petani sekarang sudah merasakan manfaatnya APH, hal ini dirasakan cukup efektif mengendalikan OPT, selain itu lebih murah dan aman bagi petani serta lingkungan,” jelas Paryoto.
Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan bahwa sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan akan terus mendukung kegiatan inovatif yang dapat mendukung pengamanan produksi pangan dari gangguan OPT.