Pertanianku — Penyakit osteoporosis umumnya menyerang seseorang yang sudah memasuki menopaus, terutama perempuan. Menurut konsultan reumatologi, dr. Bambang Setiyohadi, perempuan memang lebih berisiko terkena osteoporosis dibanding pria.
Semakin bertambah usia, semakin tinggi pula risiko osteoporosis. Setiap kali umur bertambah satu dekade, risiko osteoporis meningkat 1,4—1,8 kali. Itu berkaitan dengan menurunnya kadar estrogen. Hormon tersebut berefek langsung dan tidak langsung pada tulang.
Secara langsung, kadar estrogen yang tinggi meningkatkan formasi tulang dan menghambat resorpsi atau pemecahan dan penyerapan tulang oleh osteoklas. Osteoklas memecah jaringan dalam tulang dan melepaskan mineral-mineral sehingga menyebabkan transfer kalsium dari jaringan tulang ke darah.
Secara tidak langsung, estrogen berpengaruh terhadap penyerapan kalsium di usus, ekskresi kalsium di ginjal, dan sekresi hormon paratiroid. Pascamenopause pembentukan tulang di tubuh tidak berubah bahkan cenderung menurun.
Seperti yang dialami wanita berumur 56 tahun, Maria Yacinta Melati. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya lubang di tulang betis dan tulangnya membengkak. Namun demikian, suami Maria, Joko Sutrisno pernah mendapat informasi penyebab osteoporosis karena kondisi tubuh terlalu asam atau disebut asidosis.
Ia kemudian teringat dengan pelajaran saat masih Sekolah Menengah Atas (SMA) tentang elektrolisis air. Elektrolisis dapat memisahkan air asam dan air basa. Ia lalu merakit alat elektrolisis sederhana. Ternyata percobaan itu sukses menghasilkan air basa dengan pH 9—10.
Joko lalu memberikan air itu kepada Maria untuk dikonsumsi sebagai air minum pengganti air biasa. Selama seminggu rutin meminum air basa, rasa nyeri di kaki maria akibat osteoporosis mereda. Konsumsi air hujan masih dilanjutkan hingga 3 bulan lamanya, kemudian Maria melakukan rontgen ulang. Hasilnya kondisi tulang Maria kembali normal.
“Ukurannya kembali normal dan tidak ada lubang,” katanya seperti dikutip dari Majalah Trubus.
Sayangnya, belum ada penelitian ilmiah yang menjelaskan bahwa air basa dapat memperbaiki tulang pasien osteoporosis. Namun, Maria sudah merasakan manfaat air basa hasil elektrolisis itu. Kini, saatnya para periset untuk meneliti lebih jauh agar terbukti secara ilmiah.