Air Garam Pastikan Benih Padi Antipenyakit

Pertanianku Benih padi menjadi salah satu media persebaran penyakit yang menyerang tanaman padi. Oleh karena itu, pencegahan penyakit sejak padi masih dalam bentuk benih sangat penting untuk dilakukan.

Benih padi
Foto: freepik

Salah satu cara menyeleksi benih padi agar tidak tercampur dengan benih padi berpenyakit adalah melakukan seleksi dengan larutan air garam. Cara ini merupakan salah satu langkah yang sudah sangat umum dilakukan oleh para petani.

Larutan air garam dibuat dengan melarutkan 5—6 sendok garam dengan air sebanyak 1 liter. Larutan ini nantinya akan digunakan untuk menekan pertumbuhan organisme penyerang tanaman yang sudah melekat pada benih sebelum benih ini ditanam.

Dosis air garam ini dapat diperiksa dengan menggunakan telur ayam sebagai indikatornya. Masukkan telur ayam yang masih mentah dan segar ke air garam tersebut. Bila telur ayam sedikit terangkat, dosis yang digunakan sudah cukup. Jika telur ayam masih tenggelam sepenuhnya, lakukan penambahan garam hingga telur sedikit terangkat dari dasar air.

Masukkan benih yang akan diuji ke larutan air garam. Bila ada benih yang terapung, sebaiknya segera dibuang. Langkah berikutnya, buang air garam tersebut. Bilas benih padi dengan air mengalir hingga air garam tidak tersisa pada benih tersebut.

Benih padi ini kemudian diperam hingga berkecambah selama kurang lebih 1—2 hari. Jika sudah, perendaman kembali dilakukan dengan larutan Paenibacillus polyxima. Gunakan dosis secukupnya, yakni hanya 5 mililiter per liter. Perendaman ini dilakukan cukup dalam waktu yang sangat singkat, yakni 15 menit sebelum benih ditebar.

Larutan Paenibacillus polyxima ini dapat menghambat pertumbuhan penyakit yang biasa menyerang padi. Tanpa penggunaan Paenibacillus polyxima, masih ditemukan penyakit bercak sempit dan busuk pelepah dengan intensitas yang cukup tinggi.

Sementara itu, penggunaan rendaman dengan Paenibacillus polyxima akan tampak tanaman yang tumbuh lebih tinggi, bulir yang lebih besar dan tampak sehat, serta intensitas penyakit dominan ditemukan lebih sedikit.

Selain itu, pertumbuhan tanaman padi pun akan meningkat hingga perkecambahan total mencapai 82,7 persen. Perbedaan ini cukup signifikan karena perkecambahan tanpa pemberian Paenibacillus polyxima hanya menghasilkan perkecambahan sebanyak 56 persen.