Akibat Cuaca Ekstrem, Produksi Kopi Tanah Air Menurun

Pertanianku – Beberapa bulan terakhir ini Indonesia dilanda cuaca ekstrem yang tidak menentu yang terjadi di beberapa daerah dan berdampak pada hasil panen perkebunan kopi seperti salah satunya di Kabupaten Tanggamus. Bahkan, musim panen pada 2017 diprediksi akan mengalami penurunan hingga 30%.

Ketika keadaan cuaca normal produksi kopi setidaknya dapat mencapai 900 kg per hektare (ha) dalam setahun. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Kelompok Tani Maju Kecamatan Pulau Panggung, Sumadi. Namun, jika curah hujan tinggi, dalam satu hektare petani hanya mampu menghasilkan 600—700 kg kopi.

Sumadi menjelaskan curah hujan tinggi menyebabkan buah kopi yang masih muda mudah rontok. Dengan begitu, dalam satu tangkai pohon kopi hanya sedikit buah kopi yang bertahan hingga siap dipanen.

“Dua bulan lagi panen, tapi kita lihat enggak banyak yang bisa dipanen, karena yang masih muda-muda udah rontok duluan,” ungkap Sumadi.

Anggota Kelompok Tani Sinar Agung Grup, Kecamatan Pulau Panggung, Asmadi, menambahkan dua tahun lalu lahan kebun milik kelompoknya masih mampu menghasilkan 1.300 kg kopi. Namun, satu tahun terakhir hanya mampu menghasilkan 900 kg.

Menurut Asmadi tidak banyak yang bisa ia dan petani lainnya lakukan untuk mengantisipasi penurunan produksi akibat faktor cuaca.

“Kalau peningkatan bisa pakai cara penyetekan atau pemupukan, tapi kalau faktor alam ini ya enggak bisa kita cegah,” ucap Asmadi.