Pertanianku — Sejak invasi Rusia ke Ukraina, harga gandum mengalami kenaikan sebanyak 12 persen. Hal tersebut menyebabkan Indonesia harus bersiap-siap menghadapi kenaikan harga tepung terigu. Invasi Rusia ke Ukraina mengakibatkan perekonomian dunia memburuk, termasuk Indonesia.
“Perang antardua negara tersebut tentunya berdampak pada perekonomian dunia dan menyebabkan harga sejumlah komoditas seperti minyak, gas, dan gandum akan naik,” terang Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi seperti dilansir dari laman Indonesia.go.id.
Mendag menerangkan, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan langkah mitigasi untuk mengatasi dampak perang Rusia-Ukraina. Salah satunya, menyiapkan sejumlah alternatif yang dapat dilakukan.
Indonesia telah menjadi importir gandum dari Ukraina sejak 2017. Pada 2021, kebutuhan gandum nasional mencapai 11 juta ton gandum. Sebanyak 27 persen atau sekitar 3 ton kebutuhan tersebut dipenuhi oleh gandum asal Ukraina, selebihnya dipenuhi dari Australia sebanyak 40 persen, Kanada 17 persen, dan sisanya dari India atau Pakistan.
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menyatakan bahwa pasokan gandum untuk industri dan konsumsi dalam negeri tergolong aman. Direktur Eksekutif Aptindo, Ratna Sari Loppies, mengatakan, pengusaha tengah berkomunikasi dengan mitra produsen gandum selain Ukraina dan Rusia untuk memastikan stok gandum aman.
“Soal terhambatnya pasokan dari Ukraina, kita tidak perlu khawatir karena stok dari produsen lain masih banyak,” kata Ratna.
Para produsen terigu sudah terbiasa mengalami fluktuasi stok gandum yang biasanya disebabkan oleh gagal panen. Fluktuasi yang terjadi bisa mencapai 30 persen.
Pada setahun terakhir ini, harga gandum sendiri terus mengalami kenaikan. Di beberapa negara produsen, harga gandum mengalami kenaikan mengikuti arus inflasi yang sedang terjadi.
Dalam pembuatan tepung terigu, harga gandum berkontribusi sebesar 82 persen pada biaya produksi. Oleh karena itu, sepanjang September 2021, terigu tinggi protein telah mengalami kenaikan harga sebanyak 6 persen, sedangkan terigu protein rendah mengalami kenaikan 15 persen. Pada Januari 2022, kenaikan terigu kembali terjadi.
Saat ini, bursa The Chicago Board of Trade (CBT) dan International Grains Council (IGC) mencatat kenaikan gandum hingga 40 persen. IGC mencatat pada Maret 2022 kenaikan harga gandum di pasar dunia sudah mencapai USD335 per ton. Laju kenaikan harga tersebut bisa saja terkoreksi bila ternyata stok dunia melimpah.