Pertanianku — Apakah Anda pernah memperhatikan jika mulut kambing dan sapi selalu mengunyah meski tidak sedang makan? Nah, itulah yang disebut dengan memamah biak.

Ilmu yang mempelajari tentang hewan atau biasa disebut dengan ilmu zoologi disebutkan bahwa hewan memamah biak tersebut dikenal dengan nama ruminansia.
Hewan memamah biak mencerna makanan dengan cara yang unik. Makanan yang mereka makan berupa rumput atau dedaunan yang dikunyah di mulut, lalu ditelan dan masuk ke lambung. Setelah diproses di dalam lambung, makanan tersebut dikirim lagi ke mulut untuk dikunyah kembali.
Hewan memamah biak seperti sapi dan kambing memiliki sistem pencernaan yang rumit. Mereka memiliki empat lambung dan ususnya juga sangat panjang mencapai 30 hingga 40 meter. Empat lambung atau perut tersebut, yaitu perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab (omasum), dan perut masam (abomasum).
Rumen atau perut besar merupakan perut yang terbesar karena berfungsi untuk menampung makanan yang baru dikunyah. Di sini, terdapat banyak bakteri untuk mencerna makanan. Sebagian makanan yang sudah dicerna di perut besar akan dikirim ke perut jala (retikulum) untuk kemudian dicerna dan diproses menjadi bola-bola kecil yang disebut bolus.
Pada saat sapi atau kambing sedang istirahat, bolus ini akan dikirim kembali ke mulut untuk dikunyah-kunyah lagi. Setelah dikunyah-kunyah, bolus akan dikirim ke perut kitab (omasum) untuk kemudian dicerna lagi. Setelah itu, makanan akan dikirim ke perut masam (abomasum) untuk proses pencernaan lagi dan diserap nutrisinya.
Dalam bahasa sehari-hari, sistem pencernaan hewan ini disebut jeroan. Jeroan ini terdiri atas perut dan usus. Perut sapi dan kambing yang dilapisi serat-serat yang berbentuk mirip handuk biasa disebut babat. Sementara, ususnya sendiri disebut iso.
Berat jeroan pada sapi dan kambing yang belum dibersihkan sekitar 25 persen dari berat hewan hidup. Setelah kotoran dikeluarkan dan dibersihkan, maka beratnya akan berubah menjadi sekitar 5 persen dari berat hewan tersebut.