Anakan Gaharu dari Alam

Pertanianku – Bahan tanaman penghasil gaharu dapat dikembangkan dengan memanfaatkan potensi anakan alam yang tumbuh di bawah tanaman induk alami atau kebun induk yang telah dibina.

Anakan Gaharu dari alam

Beberapa persyaratan teknis yang menentukan keberhasilan budi daya gaharu adalah sebagai berikut.

i) Diketahuinya fenologis masa berbuah.

ii) Tanaman induk terpilih memiliki kriteria dan indikator rentan dan mudah terinduksi penyakit pembentuk gaharu.

iii) Memiliki kemudahan dalam pengelolaan dan pengamanan. iv) Lahan di bawah pohon induk perlu dibersihkan dari tumbuhan liar, lahan diolah, ditarakan, digemburkan, dan dipupuk kompos organik agar diperoleh anakan tingkat semai yang tumbuh baik dan sehat.

Bibit-bibit yang jatuh setelah sekitar 3—4 bulan akan tumbuh menghasilkan populasi anakan yang tinggi. Penyediaan bibit dengan memanfaatkan anakan alam yang tumbuh di bawah pohon induk alami, baik anakan tingkat semai (seedling) berukuran 20—30 cm atau tingkat sapling (wiedling) yang telah berukuran tinggi lebih dari 30 cm dalam bentuk stump.

a) Anakan tingkat semai (seedling)

Untuk menyiapkan anakan tingkat semai, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.

  • Siapkan polibag (10 cm x 12 cm) yang telah diisi media campuran tanah dan kompos organik (2 : 1).
  • Tempatkan polibag pada ruang pemeliharaan di rumah kaca atau rumah plastik yang dilengkapi oleh paranet (cahaya masuk sekitar 60%).
  • Pilih dan cabut anakan berukuran 10—20 cm pada kondisi lahan lembap atau basah. Anakan tersebut harus dalam kondisi segar sampai lokasi persemaian.
  • Tanam anakan ke dalam polibag, lalu potong sebagian akar bila terlalu panjang, sertakan pemberian hormon akar.
  • Lakukan penyiraman minimal satu kali per hari. Agar diperoleh hasil optimal, dapat dibantu dengan pemupukan melalui daun (foliazer) hingga anakan menghasilkan tunas baru dan telah berakar cukup kuat (3—5 bulan). Catatan:

1) Setelah 4—5 bulan, anakan dalam rumah kaca dapat dipindahkan ke area penanaman untuk dipelihara sekitar dua bulan sebagai upaya penyesuaian dengan kondisi lingkungan setempat (aklimatisasi).

2) Anakan yang dipelihara langsung di lapangan, tutup plastik dapat dibuka maksimal setelah sekitar empat bulan dan naungan paranet dipertahankan hingga bibit siap tanam.

b) Stump anakan alam

  • Lakukan pengambilan anakan alam yang tingginya lebih dari 30 cm dan berdiameter sekitar 1 cm.
  • Lakukan pemotongan akar dan batang setinggi 15—20 cm, lalu langsung tanamkan pada polibag yang telah ditempatkan dalam rumah kaca atau di bawah naungan penutup plastik.
  • Pelihara hingga bibit siap tanam dalam waktu 7—8 bulan.

Catatan:

1) Pilih 1—2 tunas yang dibiarkan untuk tumbuh menjadi batang.

2) Sungkup plastik dapat dibuka maksimal setelah sekitar empat bulan dan naungan paranet dipertahankan hingga bibit siap tanam.

3) Pindahkan bibit dua bulan sebelum ditanam ke areal pertanaman.

 

Sumber: Buku Budidaya dan Bisnis Gaharu