Pertanianku — Analisis usaha perlu dilakukan jika Anda ingin memulai usaha untuk mengetahui berapa besaran modal yang digunakan dan berapa keuntungan yang akan didapatkan. Ayam kampung memang merupakan komoditas yang sedang naik daun, tapi apakah keuntungan yang didapatkan akan sebesar namanya? Simak analisis usaha ternak ayam kampung berikut ini.
Sebelum memulai usaha ternak ayam kampung, Anda harus memahami dengan baik ilmunya mulai dari pembibitan hingga panen. Melakukan usaha tanpa ilmu pengetahuan sama saja dengan memulai usaha dengan kemungkinan kerugian yang besar. Berikut ini ilustrasi analisis perkiraan beternak ayam kampung. Nominal yang dibuat berdasarkan perkiraan, bukan biaya sebenarnya.
Usaha ayam kampung diasumsikan dimulai dari dengan membeli day old chick (DOC) KUB pedaging dari peternakan lain. Misalnya, jumlah DOC yang akan Anda besarkan sebanyak 1.000 ekor. Untuk menampung jumlah DOC sebanyak itu, Anda membutuhkan luas kandang sekitar 100 m2. Lebar kandang yang harus disediakan adalah 5—7 m dan panjang menyesuaikan kondisi lahan peternakan.
Satu periode pembesaran ayam kampung pedaging adalah 70—75 hari. Sementara, untuk satu siklus ternak membutuhkan waktu selama 90 hari. Satu siklus sudah termasuk dengan pengosongan kandang, persiapan DOC masuk kandang hingga ayam siap dipanen. Dengan begitu, dalam satu tahun Anda akan mengalami 4 kali siklus.
Tingkat kematian dari ayam ternak diasumsikan sebanyak 5 persen. Bobot panen rata-rata 830 gram per ekor dan pakan yang dibutuhkan untuk mencapai bobot tersebut sebanyak 2,3 kg per ekor. Pakan yang dapat Anda gunakan adalah pakan komersial dan pakan adukan (buatan) sendiri. Selain itu, diasumsikan bahwa lahan adalah milik Anda sendiri serta peternakan dikelola sendiri tanpa bantuan tenaga kerja tambahan.
Biaya tetap yang dibutuhkan adalah sebesar Rp18.390.000. Biaya tetap terdiri atas kandang, feeder tray sebanyak 15 buah, tempat pakan kapasitas 5 kg sebanyak 40 buah, tempat minum kapasitas dua galon sebanyak 40 buah, pemanas semawar, dan terpal 1 rol. Biaya tetap merupakan variabel yang memiliki umur ekonomis yang panjang sehingga beban biaya tetap dapat dibagi beberapa siklus budidaya.
Biaya variabel per satu siklus budidaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp22.010.000. Biaya variabel terdiri atas DOC KUB sebanyak 1.000 ekor, complete feed sebanyak 12 karung dengan berat 50 kg/karung, vaksin, vitamin, obat-obatan, sekam, dan gas elpiji untuk kebutuhan 1.000 ekor DOC.
Jika diasumsikan biaya tetap dibagi menjadi dua siklus dengan perhitungan, siklus pertama beban biaya tetap sebanyak Rp419.500 dan untuk siklus kedua Rp1.678.000. Jadi, perhitungan total biaya yang akan dikeluarkan pada siklus pertama adalah Rp22.429.500.
Keuntungan yang akan didapatkan dapat dilihat dari volume produksi dikali harga jual. Jika volume produksi sebesar 788,5 kg dan harga jual 34.000/kg, keuntungan yang didapatkan adalah Rp26.809.000. Laba yang akan didapatkan untuk satu siklus sebanyak Rp4.379.500. Laba per tahun yang akan didapatkan sebanyak Rp17.518.000.