Andaliman Asal Sumatera Utara Tembus Pasar Jerman

PertaniankuAndaliman, bumbu rempah asal Provinsi Sumatera Utara saat ini berhasil tembus pasar Jerman untuk pertama kalinya. Sebanyak 574 kilogram andaliman milik CV SZT telah diekspor dengan nilai ekonominya mencapai Rp431 juta. Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Makassar sudah memfasilitasi sertifikasi ekspor bumbu rempah.

andaliman
Oleh Didier Descouens – Karya sendiri, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=13281450

“Apresiasi yang tinggi kepada para petani dan pelaku usaha yang telah dapat menghasilkan komoditas berkualitas dan mampu menembus pasar ekspor baru,” ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto, seperti dilansir dari laman karantina.pertanian.go.id.

Andaliman atau Zanthoxylum acanthopodium DC merupakan salah satu komoditas perkebunan asal subsektor perkebunan. Rempah-rempah ini memberikan rasa sensasi menggigit dan getir di lidah, juga bisa membuat lidah terasa sedikit kebas. Efek tersebut menjadi daya tarik dari andaliman sehingga banyak chef profesional dari mancanegara yang tertarik.

“Sejalan dengan upaya peningkatan ekspor pertanian melalui program Gratieks yang digagas Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo), ragam komoditas dan negara tujuan ekspor baru ini akan menjadi fokus kami. Selain fasilitasi sertifikasi, kami juga memberikan pendampingan teknis. Untuk ekspor, layanan ‘karpet merah’ kami siapkan,” papar Andi.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil berharap agar komoditas ekspor terbaru ini bisa menjadi sumber nilai tambah bagi para petani.

Jamil menjelaskan, andaliman bukan sekadar bumbu masakan. Rempah-rempah tersebut juga menjadi salah satu kekayaan sumber daya alam hayati Sumatera Utara yang sudah dikembangkan menjadi tanaman budidaya.

Dahulu, rempah-rempah ini merupakan tanaman liar yang tumbuh di hutan penuh semak di daerah Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Dairi. Selama ini masyarakat masih memanfaatkan bibit yang tumbuh secara alami di bawah tanaman induknya, bibit tersebut kemudian dipindahkan ke lahan untuk dibudidayakan.

“Ke depan kita dorong untuk dapat diolah dulu sebelum diekspor minimal setengah jadi agar dapat memberi nilai tambah, khususnya bagi para petani andaliman. Ikon bumbu Sumatera Utara ini atau yang dikenal dengan sebutan merica batak,” tandas Jamil.