Pertanianku — Anthurium merupakan salah satu tanaman hias yang masih menjadi primadona. Hal ini terbukti dari masih banyaknya komunitas hobiis pencinta anthurium di beberapa daerah. Oleh karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus mengembangkannya, salah satunya anthurium varietas Red Flamingo.

Dilansir dari laman Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian, Balitbangtan sudah merilis tanaman ini sejak 2009 dan hingga kini tanaman ini mampu menjadi primadona bagi sebagian hobiis. Bunga anthurium varietas Red Flamingo berukuran cukup besar, sekitar 15,5 × 12,2 cm dengan warna antosianin yang kuat. Tangkai tanaman ini juga terbilang cukup panjang, sekitar 80 cm.
Anthurium ini merupakan hasil pengembangan yang dilakukan oleh Balitbangtan melalui Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi). Daun tanaman anthurium varietas Red Flamingo masih muda berwarna merah gelap. Ketika dewasa, daun akan berubah warna menjadi hijau kemerahan dengan ukuran lebar daun sekitar 60 cm × 40 cm. Batang dari daun ini terbilang kokoh.
Varietas anthurium Red Flaminggo yang dihasilkan oleh Balitbangtan ini memiliki kelebihan, yakni dapat dijadikan sebagai bunga potong ataupun daun potong. Produktivitas rata-rata anthurium varietas ini sebanyak 2 tangkai per bulan dan bunganya memiliki masa segar lebih dari 15 hari dalam suhu ruangan.
Kelebihan lainnya dari anthurium varietas Red Flamingo adalah daya tahan tanaman yang cukup baik sehingga tidak mudah terserang penyakit, seperti penyakit layu dan busuk lunak pada pangkal batang yang disebabkan oleh Xanthomonas.
Anthurium Red Flamingo dapat berkembang dan beradaptasi dengan baik di dataran tinggi 800—1.100 mdpl. Varietas besutan Balitbangtan ini digadang-gadang mampu menjadi alternatif bagi para petani bunga dan industri untuk mengembangkan dua komoditas sekaligus, yakni komoditas daun potong dan bunga potong. Tentunya, akan semakin menguntungkan jika dikembangkan dalam skala yang luas.