Pertanianku.com – Gagalnya pertanian di Afrika terjadi karena sulitnya mendapatkan akses infrastruktur, pelatihan, modal, dan teknologi terkini. Wilayah pertanian di Afrika hanya bisa menghasilkan sekitar satu ton per hektar. Hasil ini sangat jauh di bawah negara-negara berkembang, yaitu tujuh ton per hektar. Seiring dengan berkembangnya kelas menengah di Afrika dan murahnya akses teknologi, terbukalah kesempatan untuk berinvestasi di bidang pertanian di benua termiskin itu.
“Afrika adalah kunci pasokan makanan global dan kita harus membantunya untuk mengembangkan potensi tersebut,” kata Mark Davies, seperti dikutip dari voaindonesia. Esoko membantu para petani meningkatkan keuntungan dengan memberikan layanan berupa saran kepada para petani dan menjadi penghubung antara petani dan pedagang di pasar virtual. Petani hanya perlu membayar 1 dolar per bulan untuk layanan tersebut dan perusahaan membayar 3.000—20.000 dolar per tahun. Selain itu, adapula aplikasi berupa pasar online bernama M-Farm. Aplikasi ini diluncurkan bekerja sama dengan Sumsung. Di Kenya juga ada palikasi online yang bisa memantau hewan ternak di negera tersebut, yaitu iCow.
Dikutip dari ciputraentrepreneurship, sampai tahun 2025, separuh dari warga Afrika yang berjumlah 1 miliar jiwa akan memiliki internet. Selain itu, akan ada 360 juta smartphone di benua tersebut. Teknologi internet ini akan meningkatkan produktivitas pertanian tahunan di Afrika hingga 3 miliar per tahun.
Menurut Sami Ibrahim, developer utama dari startup Cojengo yang berbasis di Galsgow mengatakan, “Orang-orang yang tidak punya akses air mengalir atau listrik punya akses telepon yang lebih mumpuni daripada komputer yang kita punya beberapa tahun sebelumnya.” Menurutnya, hal ini merupakan sebuah kesempatan bagus untuk mengembangakan sebuah aplikasi yang bergerak di bidang pertanian, yaitu VetAfrica. Aplikasi memberikan saran-saran terkait hewan. Cojengo bekerja sama dengan pendonor asing, yaitu Microsoft. Startup ini ingin VetAfrica bisa menyediakan database yang bisa dijual ke pemerintah Afrika, LSM, dan perusahaan farmasi. Pada akhirnya, dengan meningkatnya pertmbuhan pertanian, kemiskinan di Afrika pun bisa dikurangi. Dikutip dari voaindonesia pertumbhan di bidang pertanian bisa dua kali lipat lebih efektif dalam menekan angka kemiskinan daripada sektor lainnya.
Adapula startup Modisar di Botswana yang memberikan saran-saran tentang makanan, vaksinasi, dan keuangan melalui sms. Startup ini memenangkan Orange African Social Venture pada 2014. Mewanko Farm di Kamerun menyediakan pasar online bagi para petani sehingga mereka bisa menjual produk-produknya di sana. Dengan pasar online ini, diharapkan penghasilan 13 juta orang bisa meningkat.
Perkembangan teknologi di Afrika diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan pendduk benua ini dan membawa ratusan juta orang terpencil serta miskin ke pasar global. Selain itu, tuntutan kenaikan sebesar 70% untuk produksi makanan manusia pada tahun 2050 bisa tercapai.