Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan meluncurkan aplikasi pemasaran online atau e-commerce Vetmalance atau Veteriner Farma Layanan Cepat untuk memudahkan peternak mengakses produk vaksin hewan.

Direktur Kesehatan Hewan Nuryani Zainuddin yang mewakili Dirjen PKH dalam peluncuran aplikasi Vetmalance mengatakan aplikasi tersebut diluncurkan sebagai bentuk respons perkembangan zaman dan transformasi pelayanan Kementan.
“Ini sebagai bentuk transformasi kami untuk memberikan layanan kepada masyarakat secara lebih luas, cepat, dan mudah,” ujar Nuryani seperti dikutip dari laman ditjennak.pertanian.go.id.
Nuryani menjelaskan Pusvetma berperan aktif dalam mengendalikan zoonosis dan memberantas penyakit hewan. Pasalnya, peran Pusvetma sebagai UPT Bidang Kesehatan Hewan sudah ditetapkan seagai Satker Badan Layanan Umum dan menjadi satu-satunya instansi pemerintah yang bertugas untuk menyediakan vaksin hewan, antisera, dan bahan biologik.
Aplikasi Vetmalance merupakan hasil karya anak bangsa yang dapat mendukung kontribusi Ditjen PKH untuk mengendalikan dan menanggulangi zoonosis di Indonesia.
“Untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ditjen PKH memastikan bahwa Kementan terus melakukan program khususnya terkait pencegahan/pengendalian penyakit hewan yang dapat ditularkan ke manusia (zoonosis),” papar Nuryani.
Ada 15 jenis zoonosis yang menjadi prioritas bagi Pemerintah Indonesia untuk dikendalikan. dan tercatat dalam Keputusan Menteri Pertanian No. 237/Kpts/PK.400/M/3/2019. Zoonosis tersebut adalah Avian Influenza, Rabies, Anthraks, Brucellosis, Leptospirosis, Japanese B. Encephalitis, Bovine Tubercullosis, Salmonellosis, Schistosomiosis, Q Fever, Campylobacteriosis, Trichinellosis, Paratubercullosis, Toksoplasmosis, dan Cysticercosis/Taniasis.
Kepala Pusvetma Agung Suganda menjelaskan bahwa aplikasi Vetmalance merupakan aplikasi pemasaran online yang berbasis Android dan website. Aplikasi ini diharapkan dapat menjawab tantangan penyediaan vaksin hewan selama pandemi Covid-19 dan sudah diuji coba sejak Januari 2021.
Saat ini aplikasi Vetmalance masih terbatas pada layanan penjualan. Agung menjelaskan aplikasi tersebut akan terus dikembangkan untuk layanan pengujian ataupun layanan penunjang yang dapat dilakukan secara konvensional.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan aplikasi tersebut merupakan terobosan yang dapat mempermudah dan meningkatkan layanan masyarakat.
“Intinya aplikasi ini akan memudahkan bagi masyarakat. Adanya aplikasi ini juga sejalan dengan semangat memberantas penyakit zoonosis di Indonesia,” ujar Syahrul.