Pertanianku — Artemia merupakan pakan alami favorit yang digunakan peternak udang untuk diberikan pada larva udang yang baru lahir. Hal ini dikarenakan kandungan nutrisi pada pakan alami ini cukup tinggi. Kandungan proteinnya mencapai 60 persen dengan kandungan asam amino esensial yang lengkap dalam jumlah tinggi. Naupuli artemia yang baru berumur 1 hari dan 30 hari mengandung asam amino prolin, isoleisin, lisin, dan asam glutamate yang tinggi.

Selain itu, pakan alami ini juga mengandung asam lemak esensial seperti omega-3 dan omega-6 yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan udang. Hal inilah yang menyebabkan banyak pembudidaya udang menggunakan artemia sebagai pakan agar udang yang dibudidayakan dapat tumbuh pesat dan sehat.
Hingga pada 1960-an kebutuhan artemia masih bisa dipenuhi dari tangkapan alam. Sebab, pada saat itu penangkapan belum semasif sekarang dan pembudidaya udang belum sebanyak sekarang. Namun, pada 1970-an, budidaya udang semakin banyak menyebabkan permintaan artemia semakin meningkat. Persediaan yang semakin menurun menyebabkan banyak pembudidaya tidak bisa mendapatkan pakan alami ini.
Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, mulailah bermunculan budidaya artemia. Di Indonesia sendiri budidaya artemia baru berkembang pada 1990-an. Pada saat itu budidaya dikembangkan oleh peneliti di Loka Penelitian Budidaya Perikanan Pantai di Gondol Bali dan akhirnya terus berkembang hingga saat ini. Indonesia menjadi negara yang berpotensi besar menjadi negara pembudidaya, tetapi belum banyak berkembang.
Pada dasarnya budidaya pakan alami ini tidak begitu sulit dan bisa dilakukan di luar pada danau bergaram, kolam budidaya yang menggunakan air laut sebagai medianya, tambak garam, dan dalam ruangan yang menggunakan bak-bak penampung air laut.
Budidaya pakan alami udang ini dapat dilakukan dua cara, yakni monokultur dan tumpang sari. Budidaya monokultur memang ditujukan untuk memelihara artemia saja. Sementara, tumpang sari biasanya dilakukan di tambak garam. Selain bisa menghasilkan artemia dan biomassa yang dapat dijual pada pembudidaya udang, Anda bisa memproduksi garam dengan mutu yang lebih baik.
Sistem tumpang sari memang cocok dilakukan untuk penambak garam sebagai pemasukan tambahan di luar produksi garam.