Pertanianku – Arwana bukanlah jenis ikan baru. Ikan ini telah hidup sejak puluhan tahun lalu. Oleh karenanya, beberapa ahli menyebut arwana sebagai ikan purba. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa fosil ikan arwana. Fosil tersebut diperkirakan telah berumur 10—60 juta tahun. Penyebaran arwana pun cukup merata, mulai dari Brasil, Australia, Mesir, Indonesia, Malaysia, hingga Afika. Proses penyebaran tersebut diduga bersamaan dengan terjadinya evolusi bumi.
Ikan purba ini pun tidak hanya disebut dengan satu nama. Selain arwana, beberapa orang juga menyebut ikan eksotis ini dengan nama arowana, aro, ikan naga, barramundi, saratoga, pla tapad, silok, siluk, kelesa, kaleso, kalikasi, kayangan, peyang, tengkuso, tangkelese, dan tangkaleso.
Proses evolusi keanekaragam flora dan fauna terus berlangsung. Arwana adalah salah satu fauna yang telah mengikuti proses evolusi tersebut. Selama seabad yang lalu, ikan purba ini nyaris tidak dikenal. Namun, tahun 1844 dua orang ilmuwan Jerman bernama Muller dan Schlegel menemukan kembali ikan arwana (Scleropages sp.) karena tertarik dengan kecantikan tubuhnya. Ikan tersebut ditemukan di Amerika Selatan. Dari penelitian keduanya disebutkan bahwa ikan tersebut belum dikenal. Keduanya memberi nama arwana dengan sebutan Osteoglossum formosum. Pada tahun 1913, dua ahli zoology Belanda Max Weber dan LF de Beaufort mengubah nama arwana menjadi Scleropages formosus. Penemuan jenis baru arwana telur berlanjut. Tahun 1966, seorang ilmuwan Jepang bernama Kanazawa. Sampai saat ini, sekurangkurangnya sudah diidenfitikasi ada
Asal usul Arwana
Sumber: Buku Arwana