Asparagus densiflorus, Tanaman Hias Ekor Tupai yang Banyak Digemari

PertaniankuAsparagus densiflorus merupakan tanaman herba bercabang yang memiliki batang udara berwarna hijau dengan duri panjang. Panjang daun tanaman dapat mencapai 0,8—2 cm dengan lebar 0,1—0,2 cm. Daun-daun tanaman tersusun dalam suatu kelompok yang berjumlah empat atau lebih dari batang.

Asparagus densiflorus
foto: Pixabay

Tanaman hias ini merupakan tanaman parenial dengan tinggi tanaman yang mencapai 60 cm. A. densiflorus berkembang biak dengan rizhome, umbi berwarna putih dengan panjang 2—3 cm.

Daun sesungguhnya dari tanaman ini merupakan daun yang berada pada bagian dasar cladophyl. Batang tanaman berongga dan berduri dengan panjang 5 mm. Bunga tanaman membentuk kelompok di bagian pucuk, berwarna putih atau pink muda, berbentuk lonceng, dan memiliki jumlah corolla 6 terpal. Buah tanaman berbentuk berry dengan diameter 5—8 mm, dalam satu buah biasanya terdiri atas 3 biji dengan ukuran diameter 3—4 mm.

Buah A. densiflorus tidak bisa dimakan karena menyebabkan masalah pada perut atau lambung yang disebut gastrointestinal. Sementara itu, getah tanaman ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit menjadi berwarna merah, membengkak, dan melepuh.

Tanaman hias ini sering ditemukan di hutan-hutan lembap dan terbuka. Di Australia, tanaman A. densiflorus sudah menginvasi ke daerah pantai pesisir, hutan hujan, hingga bukit pasir. Pada dasarnya, A. densiflorus dapat tumbuh di tanah-tanah yang lembap dan kurang toleran terhadap kekeringan. Namun, tanaman juga bisa tumbuh baik di tanah yang kaya bahan organik dan terairi secara teratur.

Asparagus densiflorus memiliki dua kultivar, yaitu cv. Myers (Foxtail Fern) dan cv. Sprengeri (Asparagus fern). Kultivar Myers merupakan varietas tanaman hias, pertumbuhannya relatif cepat dan bisa mencapai 2 kaki. Daun sesungguhnya dari kultivar ini seperti scale dan tidak jelas.

Di Indonesia, tanaman A. densiflorus memiliki nilai ekonomi sebagai tanaman taman karena bentuknya yang indah. Tanaman ini juga dikenal dengan nama ekor tupai. Harga jualnya cukup beragam mulai dari belasan ribu rupiah hingga puluhan ribu rupiah. Namun faktanya, di Australia tanaman ini cenderung menjadi gulma dan merupakan tanaman invasif.