Pertanianku — Agar hasil panen padi melimpah, tentu tanaman harus tumbuh dengan normal, sehat, dan optimal. Hanya saja, pada praktik budidaya padi tak lepas dari adanya serangan hama dan penyakit. Salah satunya, penyakit hawar daun.

Penyakit hawar daun atau dikenal juga dengan nama kresek merupakan suatu penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan jamur patogen. Bercak cokelat kering pada daun padi menjadi identitas dari penyakit ini.
Gejala penyakit hawar daun
Penyakit hawar daun memiliki beberapa gejala yang mudah dikenali, yakni di awal pertumbuhan padi, tanaman akan layu kering dan mati. Muncul bercak pada daun tanaman dewasa, mulai dari bagian tepi lalu mengering dan menyebar ke seluruh bagian daun. Pada tingkat yang parah, batang padi ikut mengering (mirip gejala busuk batang padi/sundlep) yang akan menyebabkan tanaman padi mati.
Cara mencegah serangan penyakit hawar daun
Langkah pencegahan sedari awal akan meminimalisir berkembangnya bakteri penyebab hawar daun (kresek) ini untuk berkembang pesat. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan guna mencegah laju perkembangan bakteri patogen hawar daun. Berikut langkah-langkah dimaksud.
- Membuat dan mengatur saluran irigasi pada lahan tanam padi sehingga air pada lahan bisa bersirkulasi.
- Mengatur jarak tanam dengan tepat sehingga cahaya matahari bisa optimal menyinari sela-sela tanaman.
- Menggunakan pupuk yang seimbang (NPK) dan juga bisa ditambahkan pupuk kalium (KCL) guna menambah daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
- Menerapkan EM4 dan trichoderma pada lahan serta tanaman padi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat.
- Menyemprotkan bakterisida sistemik (streptomicyn) tiap 10 hari sekali untuk mencegah serangan bakteri.
- Menyemprotkan fungsida sistemik berbahan aktif karbendazim setiap 10 hari sekali guna mencegah serangan cendawan patogen penyebab penyakit hawar daun pada tanaman padi.
- Menanam varietas padi yang unggul dan tahan penyakit.
Cara mengatasi penyakit hawar daun
Jika sudah terlanjur terserang hawar daun, maka Anda harus segera mengambil tindakan cepat dan tepat guna mengatasinya. Hal yang harus Anda ingat bahwa kasus serangan hawar daun pada tanaman padi lebih dominan disebabkan oleh bakteri, maka penanganannya juga harus menggunakan antibakteri (bakterisida).
Semprotkan bakterisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida 2—3 hari berturut-turut. Tembaga hidroksida otomatis juga berfungsi ganda sebagai fungisida. Setelah 3 hari dengan bakterisida kontak, maka pada hari ke-4 gunakan bakterisida sistemik berbahan aktif streptomycin untuk mengobati tanaman padi.
Penyemprotan bakterisida sistemik bisa dicampur dengan pupuk kalium dan phospat (MKP) untuk meningkatkan efektivitasnya. Hentikan penyemprotan dan penaburan pupuk nitrogen untuk sementara waktu hingga penyakit hawar daun berhasil dikendalikan.