Atasi Permasalahan Sampah Organik yang Menumpuk dengan Magot

Pertanianku — Pengolahan sampah masih menjadi kendala penting yang harus dihadapi. Pasalnya, setiap individu rumah tangga pasti menghasilkan sampah tiap harinya, tetapi pengolahan dan penguraiannya berjalan lambat. Sebenarnya sudah banyak pemanfaatan sampah organik menjadi produk yang bermanfaat, seperti dibuat kompos untuk memperbaiki struktur tanah dan memperkaya zat hara.

sampah organik
foto: pixabay

Namun, pembuatan sampah organik menjadi kompos hanya dilakukan oleh mereka yang memang melakukan aktivitas berkebun di rumahnya. Sementara, mereka yang tidak melakukan sangat enggan mengubahnya menjadi kompos karena tidak akan terpakai. Sampah yang masih mengandung banyak nutrien ini sebenarnya bisa diolah atau diatasi dengan cara diubah menjadi bentuk nutrien atau protein yang baru dengan bantuan mikroorganisme pemakan sampah organik.

Nantinya, mikroorganisme tersebut bisa dimanfaatkan untuk menjadi pakan ikan karena mengandung banyak protein. Mikroorganisme tersebut adalah magot, larva dari serangga black soldier fly (BSF). Budidaya magot bisa menjadi salah satu solusi jitu untuk mengatasi masalah penumpukan sampah yang kerap terjadi di tengah lingkungan padat penduduk dan menjadi tambahan pemasukan karena magot bisa dijual dan sudah memiliki sertifikat internasional.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, pada 2015 timbunan sampah di Indonesia sudah mencapai 175.00 ton/hari atau setara dengan 64 juta ton/tahun. Sebanyak 70 persen sampah tersebut diangkut ke TPA, 10 persen dikubur, 7 persen didaur ulang dan dikomposkan, 5 persen dibakar, dan 6 persen sisanya tidak terkelola. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia untuk menggunakan inovasi yang tepat.

Komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik sebanyak 60 persen dan sisanya adalah sampah plastik sebanyak 15 persen, sampah kertas sebanyak 10 persen, dan sampah lain-lainnya sebanyak 15 persen. Jika sampah organik tidak ditangani dengan baik, akan menimbulkan permasalahan baru, yakni pembusukan bahan organik sehingga menimbulkan bau busuk dan menghasilkan limbah cairan sampah.

Hal tersebut akan menyebabkan pencemaran, baik di air, tanah maupun udara yang dapat meningkatkan pemanasan global. Oleh karena itu, pengolahan sampah organik sebaiknya dilakukan dengan tepat. Pasalnya, selain merugikan, sampah ini masih sangat bisa dimanfaatkan menjadi produk lain.

Permasalahan lain yang kerap muncul adalah bergabungnya antara sampah organik dan anorganik. Pengolah sampah akan kesulitan untuk memilah antara jenis sampah.

Langkah awal solusi untuk mengatasi seluruh permasalahan tentang sampah adalah pemilahan sampah yang bijak, pisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Selanjutnya, proses pengolahan sampah tersebut untuk dijadikan produk baru yang lebih bermanfaat, seperti digunakan sebagai pakan magot yang bisa dijual kembali pada pembudidaya ikan atau dikomposkan untuk memperbaiki struktur tanah.

Magot sendiri merupakan pakan ikan yang berprotein tinggi dan disukai oleh para peternak. Saat ini magot diberi predikat sebagai agen converter limbah terbaik karena mampu memakan dengan lahap berbagai jenis bahan organik. Penggunaan magot juga sudah dilakukan oleh beberapa negara lain untuk mengonversi sampah.

Cara Membuat