Ayam Cemani, si Hitam yang Langka

Pertanianku Ayam cemani adalah ‘Lamborghini’-nya dunia ayam. Bagaimana tidak, ayam ini tergolong spesies langka dan harganya sangat mahal. Selain itu, tidak hanya bulunya yang berwarna hitam kulit, kuku, daging, dan tulang ayam cemani juga berwarna hitam.

ayam cemani
Foto: Google Image

Ayam cemani adalah fauna asli Indonesia, tepatnya dari Pulau Jawa dan yang paling terkenal terkenal, yaitu berasal dari lereng Gunung Sumbing di Jawa Tengah. Ayam cemani dewasa terlihat sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan ayam kampung.

Kata cemani berasal dari bahasa Jawa yang artinya hitam. Keunikannya membuat banyak orang tertarik untuk memelihara ayam ini. Selain warnanya, bentuk ayam cemani hampir sama seperti ayam biasanya. Rasa dagingnya pun hampir sama.

Ayam cemani sudah menjadi binatang peliharaan sejak dahulu kala. Raja-raja dan para bangsawan yang kaya raya sering memelihara ayam cemani di halamannya. Ayam cemani juga sering digunakan untuk ritual kepercayaan.

Ayam cemani yang paling mahal adalah ayam yang berdarah hitam. Sebab, biasanya walaupun hampir seluruh tubuhnya berwarna hitam, darahnya tetap berwarna merah.

Oleh karena keunikannya, membuat ayam ini sangat terkenal. Bangsa Belanda pun membawanya ke Eropa. Di Eropa, ayam cemani dijual dengan harga yang mahal.

Selain itu, menurut laporan Nautilus, seekor anakan ayam cemani yang berumur satu hari bisa terjual dengan harga Rp2,5 juta lebih di Amerika. Bahkan, harga itu akan meningkat berkali-kali lipat di pasar gelap.

Tidak salah apabila harga ayam cemani bisa mencapai jutaan rupiah per ekornya, karena jenis ayam ini semakin hari semakin langka. Di Indonesia saja yang merupakan negara asal ayam ini sudah sangat jarang ditemui peternak jenis ayam cemani.

Hal ini tidak lepas dari anggapan banyak orang bahwa berternak ayam ini bertentangan dengan ajaran agama. Karena seperti yang kita ketahui, ayam ini sering digunakan sebagai pelengkap pada ritual kuno.