Pertanianku – Dalam membuat kompos, khususnya untuk skala rumah tangga, dibutuhkan suatu alat atau wadah yang disebut dengan komposter. Komposter ini dapat terbuat dari tong plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam ataupun di luar ruangan. Berikut adalah Cara Penggunaan Komposter.
- Tempatkan wadah/ komposter pada lokasi yang tepat
Letakkan komposter pada tempat yang tepat di kebun atau halaman dengan jarak yang tidak jauh dari dapur (5—15 m). Tempat tidak tergenang air jika turun hujan dan taruh pada tempat yang rata agar stabil. Pada bagian dasarnya, upayakan ada rongga agar air dapat mengalir dari komposter, tetapi organisme lain seperti cacing, mikroba dari tanah tidak masuk ke dalam komposter. Sebaiknya komposter ini diletakkan pada tempat yang terjangkau sinar matahari agar memungkinkan terjadi proses komposting suhu tinggi (thermophilic composting).
- Pemeliharaan dan penambahan bahan organik.
- Masukkan bahan organik ke dalam komposter dalam lapisan yang berseling antara sampah dapur dan sampang kering (kebun). Jangan masukkan bahan anorganik (plastik, polysteren, gelas, logam), atau bahan organik yang tidak mudah terdekomposisi.
- Ranting-ranting kayu sebaiknya dicacah terlebih dahulu menjadi ukuran kecil untuk mempercepat proses komposting.
- Jangan masukkan sampah dapur seperti sisa daging, tulang ikan, sisa saus, produk turunan susu, bahan yang berminyak karena dapat menarik hama.
- Agar pengomposan dapat berlangsung baik, minimal sampah organik sebanyak ¾ dari volume wadah/komposter.
- Komposting memerlukan kelembapan tertentu. Oleh karena itu, sebaiknya semprotkan air untuk membasahi bahan-bahan yang kering di dalam komposter, tetapi jangan terlalu banyak. Jika terlalu basah, dapat memicu kondisi anaerob dan kemungkinan akan menimbulkan bau busuk.
- Diperlukan keseimbangan substrat agar pertumbuhan mikroorganisme optimum. Jika hanya satu jenis bahan organik saja yang dimasukkan, kadang kurang bagus untuk pengomposan. Sebaiknya bahan organik yang dikomposkan dicampur (misal sampah kebun dengan sampah dapur) menggunakan perbandingan tertentu. Jika hanya sampah dapur saja, biasanya banyak mengundang lalat.
- Mencampurkan dan mengaduk secara periodik ini diperlukan untuk memberikan udara yang cukup dan dapat mempercepat proses pengomposan sekurang-kurangnya dalam waktu tujuh hari.
- Agar proses pengomposan berjalan baik, letakkan komposter pada tempat yang terkena sinar matahari. Hal ini akan membantu panasbahan kompos cepat naik dan proses dekomposisi dipercepat.
- Komposter harus dijaga agar tidak menjadi sarang hama. Adanya kecoa atau hewan melata lainnya dapat dijadikan indikator bahwa bahan di dalam komposter kering.
Sumber: Buku Cara Cepat Buat Kompos Dari Limbah