Pertanianku – Pemilihan bahan pakan harus dilakukan secara cermat dan teliti. Berikut beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan pakan yang akan digunakan.
- Ketersediaan bahan pakan
Pemilihan bahan pakan yang akan digunakan dalam memproduksi pakanperlu dipastikan bahwa bahan pakan tersedia di pasaran secara kontinu atau dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup untuk memproduksi pakan. Pada pemiliharaan itik secara intensif, pakan harus selalu tersedia dan hindari penggantian pakan yang terlampau sering. Apabila akan memproduksi pakan menggunakan bahan pakan alternatif, diperlukan suatu tenaga kerja atau unit lain yang dapat mengolah bahan pakan alternatif agar selalu tersedia.
- Harga bahan pakan
Harga bahan pakan yang digunakan akan berpengaruh terhadap harga pakan jadi yang dihasilkan. Bahan pakan sumber protein umumnya lebih mahal daripada bahan pakan sumber energi. Sementara itu, untuk bahan pakan alternatif perlu dipertimbangkan biaya tenaga kerja dan transportasi pengolahan bahan pakannya.
- Kualitas bahan pakan
Kualitas bahan pakan yang akan digunakan perlu dipertimbangkan secara cermat karena akan mempengaruhi produksi telur dan daging yang akan diperoleh dan efisisensi penggunaan pakan. Adapun kualitas bahan pakan perlu dilihat dari faktor berikut.
a. Adanya pemalsuan bahan pakan akan mempengaruhi kandungan nutrien pakan yang dihasilkan. Seperti dedak padi yang banyak dicampur dengan sekam atau tepung ikan yang dicampur dengan kapur.
b. Adanya cemaran pakan dengan tumbuhnya jamur yang menghasilkan racun bagi itik. Itik alabio lebih sensitif terhadap kadar aflatoksin dibandingkan itik lainnya. Secara umum, itik lebih rentan terhadap racun aflatoksin dibandingkan dengan ayam. Mikotoksin, misalnya aflatkosin, banyak dijumpai pada bahan pakan di negara tropis karena pengaruh kelembapan lingkungan. Aflatoksin dihasilkan dari kapang Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Bahan pakan yang mudah terkontaminasi dengan Aspergillus adalah biji-bijian terutama jagung, kacang tanah, bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, biji kapas, dan bungkil biji kapas. Bila itik mengonsumsi pakan yang terkontaminasi aflatoksin, dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan, FCR, tingkat produksi telur dan merusak organ hati itik. Pakan yang mengandung 40 μg/kg akan mengakibatkan pembengkakan pada organ hati, pada level 100 μg/kg menyebabkan penurunan pertumbuhan, serta pada level 200 μg/kg akan meningkatkan kematian itik. Cemaran pakan dapat terjadi pada saat bahan pakan masih di ladang seperti jagung, saat disimpan di gudang, maupun setelah proses pencampuran pakan. Cara pencegahan pertumbuhan jamur di dalam pakan yakni sebagai berikut.
– Perhatikan kadar air bahan pakan, sebaiknya maksimal 13%. Bila kadar airnya lebih dari 13%, akan mudah ditumbuhi jamur. Penggunaan bahan pakan berkadar air tinggi harus dilakukan dengan segera dan tidak dapat disimpan lama.
– Penyimpanan bahan pakan pada ruangan yang tidak lembap dan berventilasi baik.
– Ditambahkan senyawa antijamur sebelum disimpan dalam gudang pakan.
c. Kandungan serat kasar dalam pakan pun perlu dipertimbangkan. Serat kasar merupakan nutrien di dalam bahan pakan yang menjadi pembatas untuk penggunaan bahan pakan. Unggas tidak dapat menggunakan bahan pakan berserat kasar tinggi dalam jumlah yang banyak karena keterbatasan enzim pencerna serat kasar dalam tubuh. Penggunaan bahan pakan berserat kasar tinggi dapat ditingkatkan bila ditambahkan enzim selulase ke dalam pakan. Bahan pakan berserat kasar tinggi seperti dedak padi, polar, tepung daun, serta limbah pertanian lainnya.
d. Kandungan antinutrien, yaitu zat dalam bahan pakan tertentu yang dapat menghambat pemanfaatan bahan pakan. Sebagai contoh, tanin yang terdapat dalam sorgum merah dan tepung daun, asam fitat pada dedak padi, mimosin pada tepung daun lamtoro, HCN dalam singkong dan tepung daun singkong, serta antitripsin terdapat pada kedelai mentah. Pengolahan seperti pemanasan, perebusan, perendaman, atau fermentasi dapat menurunkan kadar zat antinutrien sehingga penggunaan bahan pakan dapat ditingkatkan persentasenya.
Sumber: Buku Pakan Itik Pedaging dan Petelur