Bahan Pengawet yang Aman untuk Olahan Buah

Pertanianku — Buah bisa dibuat menjadi olahan yang lezat serta tahan lama. Pembuatan olahan buah membutuhkan beberapa bahan tambahan berupa pewarna, perasa, pengental, dan bahan pengawet. Tujuan penambahan bahan pengawet adalah memperpanjang kualitas produk yang dihasilkan dari olahan buah.

bahan pengawet
foto: unsplash

Penggunaan bahan pengawet bisa memberikan keuntungan karena bahan pengawet tersebut bisa membebaskan pangan dari mikroba yang bisa merusak bahan makanan sehingga makanan menjadi busuk. Mikroba tersebut bisa bersifat patogen atau menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya.

Ada dua jenis bahan pengawet yang bisa digunakan dalam olahan buah, yaitu pengawet anorganik dan pengawet organik.

Jenis pengawet anorganik yang paling sering digunakan adalah sulfit dalam bentuk gas SO2, garam Na dan K sulfit, bisulfit, ataupun metabisulfit. Sementara itu, pengawet organik yang paling sering digunakan adalah asam sorbet, asam propianta, asam benzoate, asam asetat, dan asam sitrat.

Buah yang tidak diolah dapat mengalami kerusakan yang lebih cepat saat setelah dipanen jika penanganannya kurang tepat. Perlakuan yang kurang tepat dapat menyebabkan luka lecet pada permukaan kulit buah dan memar. Memar tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada daging buah menjadi lebih cepat. Jika buah sudah rusak, tidak bisa lagi dikonsumsi sebagai buah segar.

Salah satu cara untuk memperpanjang daya simpan buah adalah membuatnya menjadi aneka olahan. Hal tersebut juga berfungsi untuk menyelamatkan buah yang baru saja dipanen dengan jumlah yang melimpah.

Bahan pengawet yang diizinkan oleh POM Depkes ada 9, di antaranya belerang dioksida, kalium bisulfit, kalium meta bisulfit, na bisulfit, na meta bisulfit, asam benzoate, kalium benzoate, kalium sorbat, dan natrium benzoate.

Pengawet belerang dioksida sering digunakan untuk mengawetkan acar ketimun, selai, jeli, marmalade, pekatan sari buah, pasta tomat, gula hiasan, vinegar, sirop, dan minuman ringan. Pengawet kalium benzoate sering digunakan untuk mengawetkan pekatan sari nanas, apricot kering, selai, jeli, sirop, saus tomat, dan pangan lainnya.

Kalium sorbat sering digunakan untuk apricot kering, acar mentimun, selai, jeli, marmalade, dan pekatan nanas. Adapun natrium benzoate sering digunakan untuk selai, jeli, kecap, minuman ringan, saus tomat, dan pangan lain.