Bahan Pengawet yang Bisa Digunakan untuk Olahan Cabai

Pertanianku — Makanan yang sudah diolah biasanya akan memiliki daya simpan yang lebih lama dibanding bahan segar utuhnya, seperti cabai. Cabai yang sudah diolah menjadi saus, acar, sambal kalengan, dan berbagai olahan lainnya dapat lebih tahan lama dibanding Anda menyimpan cabai segar utuh. Selain karena proses pemasakan, daya simpan olahan cabai juga dipengaruhi oleh bahan pengawet yang digunakan.

bahan pengawet
foto” pixabay

Permasalahannya, banyak produk olahan cabai yang tersebar di pasaran menggunakan bahan pengawet yang tidak disarankan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Padahal, ada beberapa bahan pengawet yang sudah disarankan untuk digunakan oleh BPOM karena sudah terbukti aman untuk tubuh manusia. Bahan pengawet yang tidak disarankan pasti berbahaya bagi tubuh dan bisa menimbulkan penyakit di kemudian hari.

Penting untuk Anda ketahui bahan pengawet apa saja yang diperbolehkan untuk olahan cabai. Dengan begitu, Anda bisa mengantisipasi produsen nakal atau Anda bisa membuat produk olahan cabai sendiri dengan pengawet tersebut agar jauh lebih aman dan sehat.

Bahan pengawet yang disarankan untuk olahan cabai sebagai berikut.

  • Benzoat (berupa asam serta garam Na dan K) yang biasanya digunakan unntuk saus dan sambal. Dosis yang diperbolehkan adalah 1.000 mg/kg.
  • Asam sorbet (Na dan K) yang biasa digunakan untuk saus dan sambal. Dosis yang diperbolehkan adalah 1.000 mg/kg.
  • Sodum metabisulfit yang biasa digunakan untuk cabai kering, saus, dan sambal. Dosis yang diperbolehkan untuk cabai kering adalah 2 gram/kg, dan untuk saus serta sambal adalah 300 mg/kg.

Seluruh bahan tersebut boleh digunakan untuk meningkatkan daya simpan produk cabai. Akan tetapi, penggunaannya tidak boleh melebihi batas yang sudah ditentukan dan dianjurkan oleh BPOM.

Jenis pengawet yang paling mudah untuk ditemukan adalah cuka. Anda bisa menggunakan cuka sebagai pengawet tetapi dengan dosis yang sesuai dengan takarannya, tidak boleh terlalu banyak.

Panas yang digunakan selama proses pengolahan cabai pun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak boleh berlebihan. Proses panas dalam pengolahan olahan cabai bisa mematikan mikoba yang ada di dalam olahan.