Pertanianku — Di era modern seperti sekarang ini, ada begitu banyak inovasi yang mampu membuat kita tercengang, salah satunya baju berbahan bambu. Bisa Anda bayangkan bagaimana rasanya memakai baju tersebut? Baju dengan bahan dasar serat bambu ini dinilai lebih nyaman, sehat, dan ramah lingkungan. Komposisinya terdiri atas 60% serat bambu dan 40% kapas.

Mengutip Majalah Trubus, seorang pemuda bernama Ridwan Fadhillah memanfaatkan kain hasil serat bambu menjadi pakaian untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Ia mengatakan, teknologi memproduksi pakaian dari bahan dasar bambu sudah terkenal di Tiongkok.
“Pakaian asal serat bambu di Indonesia masih dianggap langka. Kalaupun ada, belum banyak dikenal masyarakat luas,” kata pria kelahiran 2 Desember 1993 itu.
Ia menuturkan, produksi pakaian berbahan baku lain seperti katun, poliester, dan rayon sangat tidak pro-ekologi. Sebab, untuk memperoleh bahan dasar itu harus menebang banyak pohon dan prosesnya sarat dengan kimiawi. Sementara itu, bambu merupakan bahan baku pakaian generasi terbaru yang sudah berkembang pesat di Tiongkok.
Menurut sebuah riset ilmiah, bambu mengandung zat antibakteri dan anticendawan alami bernama penny quinine yang berguna menghilangkan bau tak sedap. Bahkan, pencucian dan penjemuran berulang, tidak akan menghilangkan zat antibakteri tersebut.
Kelebihan lainnya, yakni stuktur pori-pori kecil khusus di dalam serat bambu memiliki daya serap tinggi, dapat menyerap formaldehida, toluene, amonia, dan substansi berbahaya lainnya. Fungsi bambu yang menyerap air juga bisa diketahui setelah diproduksi berbagai jenis pakaian dari serat bambu.
Sementara itu, menurut peneliti dari Balai Besar Tekstil Bandung, Tatang Wahyudi dan Cica Kasipah, dari semua serat di dunia, daya kapilaritas bambu paling tinggi. Serat bambu memiliki daya sirkulasi udara 3,5 kali lipat dibandingkan dengan katun sehingga disebut serat yang bisa bernapas.
Daya tembus ultraviolet di katun 25%, sedangkan pada serat bambu hanya 0,6%. Hal itu menunjukkan bahwa serat bambu mampu menahan efek panas dan radiasi matahari jauh lebih baik daripada katun.
“Kalau kita menggunakan pakaian dari serat bambu di panas matahari akan terasa lebih sejuk daripada bahan katun,” ujar Ridwan.