Balitbangtan Akan Punya Bengkel Alsintan Berjalan

Pertanianku — Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sedang merancang bengkel alat mesin pertanian (aslintan) berjalan. Bengkel alsintan tersebut merupakan hasil rekayasa dari perekayasa di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan).

bengkel alsintan
foto: Pertanianku

Bengkel alsintan berjalan tersebut dirancang dengan konstruksi roda dan bodi yang kecil sehingga dapat dibawa ke tempat alsintan yang rusak. Dengan begitu, petani sudah tidak perlu membawa alsintannya ke bengkel, pasalnya rata-rata alsintan memiliki dimensi yang cukup besar.

“Dengan konstruksi roda kecil dan bodi yang kecil, bengkel berjalan ini mudah masuk ke jalan usaha tani. Sehingga mampu bekerja langsung (on the spot). Jadi petani tidak perlu lagi angkat-angkat alsintannya ke bengkel,” papar Ana Nurhasanah, Perekayasa Balitbangtan seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.

Ana menjelaskan, bengkel alsintan berjalan tersebut telah terintegrasi dengan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Smart Mobile, aplikasi penyedia jasa alsintan yang sudah diluncurkan sejak 2018 lalu. Aplikasi tersebut memudahkan petani untuk mencari bengkel alsintan terdekat dari lokasinya.

“Kita lengkapi bengkel berjalan ini dengan GPS dan terintegrasi dengan UPJA Smart Mobile sehingga petani yang berada di daerah tersebut bisa dengan mudahnya order bengkel berjalan terdekat,” ujar Ana.

Bengkel tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas canggih, seperti laboratorium desain, laboratorium kerekayasaan (manual & CNC), laboratorium pengujian (TR4, TR2, pompa air irigasi, sprayer, dan pascapanen pertanian), serta laboratorium lapangan/kebun percobaan.

Sementara itu, Kepala BBP Mektan Dr. Agung Prabowo menjelaskan bahwa bengkel alsintan berjalan tersebut lebih hemat dan efisien dibanding harus membangun bengkel stasioner (tetap).

“Alsin-alsin yang trouble di lapangan seperti patah, rusak mesin akan sulit untuk diangkut petani ke bengkel. Lebih baik bengkelnya yang datang langsung ke petani, lebih efisien,” papar Agung.

Agung berpendapat bengkel berjalan tersebut dapat menjadi salah satu bagian dari bengkel stasioner. Bengkel tersebut berfungsi sebagai armada yang dapat menjemput bola ke lahan. Terlebih lagi, saat ini sudah banyak permintaan dari pemerintah daerah yang ingin menggunakan bengkel berjalan tersebut.