Balitbangtan Kembangkan Aplikasi Pendeteksi Mutu Beras Berbasis Android

Pertanianku — Beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia, konsumsinya terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Produksi padi dari tahun ke tahun pun meningkat, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada 2021 sebanyak 55,27 juta ton GKG, sedangkan pada 2020 hanya sebanyak 54,65 juta ton GKG. Di tengah tingginya produksi beras, petani juga perlu menjaga mutu beras agar disukai konsumen.

mutu beras
Foto: Pixabay

Perkembangan yang semakin maju membuat varietas beras yang dibudidayakan semakin beragam. Kondisi tersebut mengakibatkan mutu beras juga ikut menjadi beragam. Terlebih lagi proses penanaman, panen, pengangkutan, hingga pengelolaan juga bisa berdampak bagi tingkat kemurnian, kualitas, dan nilai produk beras.

Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pertanian), Dr. Prayudi Syamsuri, mengatakan, saat ini masyarakat biasanya mengidentifikasi mutu beras hanya mengandalkan indra penglihatan. Penilaian tersebut menyebabkan penilaian menjadi subjektif. Berangkat dari masalah tadi, Prayudi menerangkan butuh adanya pengembangan teknologi yang dapat mengetahui kualitas beras lebih objektif, seperti dari analisis gambar dengan teknik warna.

“Mutu beras dikategorikan dalam empat kelompok, yakni mutu fisik, mutu tanak atau argonolrpyik, mutu gizi, dan standar spesifik untuk penampakan dan kemurnian biji. Kategori mutu pada beras ini dinilai sangat luas karena itu membutuhkan deteksi secara lebih komprehensif lagi, tidak hanya berdasarkan pada indra penglihatan saja, melainkan dengan teknologi yang lebih maju sehingga mendapatkan perhitungan yang lebih tepat dan lebih efisien,” papar Prayudi seperti dilansir dari laman litbang.pertanian.go.id.

Saat ini kualitas beras sudah bisa dideteksi dengan aplikasi berbasis Android. Aplikasi tersebut diharapkan bisa menguji mutu organoleptik beras lebih akurat dan cepat. Alat deteksi ini dibuat berdasarkan hubungan antara kandungan amilosa beras dan karakteristik citra beras serta persamaan matematika perubahan kandungan amilosa beras selama masa penyimpanan.

Aplikasi pendeteksi mutu beras ini dapat mendeteksi lebih cepat dan biaya analisisnya tergolong lebih murah. Peneliti BB Pascapanen, Mulyana Hadipernata, menjelaskan, pengujian mutu organoleptik menggunakan varietas Ciherang dan Tarabas. Metode yang digunakan adalah realtime image processing berbasis Android dan Java.

“Aplikasi ini dapat diuji validitasnya dengan memperhatikan perubahan karakteristik citra, perubahan amilosa, dan mutu organoleptiknya. Aplikasi ini berhasil dikembangkan dan dapat digunakan sebagai alat uji mutu organoleptik beras,” tutur Mulyana.