Pertanianku – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengembangkan teknologi benih biji bawang merah (TSS) pada dataran di tinggi tujuh provinsi bersama tujuh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Ketujuhnya yakni Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan dengan supervisi teknologi dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa).
Beragam varietas diujicoba antara lain Bima Brebes, Trisula, Pancasona, Biru Lancor, Batu Ijo, Ketamonca, Superphilip dan Agrihort 1 dan Agrihort 2. Lokasi yang paling cocok untuk produksi TSS dapat terlihat dari hasil ujicoba tersebut, mengingat biasanya TSS diproduksi di negeri subtropis.
Pada akhir 2016 ini , sudah dapat diketahui lokasi-lokasi yang sesuai untuk produksi TSS, dan teknologi produksinya telah dikuasai oleh BPTP tersebut.
Pada pekan lalu berlangsung panen TSS di Kebun Percobaan (KP) Gurgur, di Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara. Hamparan tanaman bawang dengan bunga (umbel) berwarna putih keabuan membuat decak kagum peserta temu lapang panen TSS. Seperti dilansir dari Litbang Pertanian (3/10).
Di KP Gurgur, yang merupakan salah satu lokasi ujicoba, menghasilkan 60 kg/2.000 m2 atau setara 300 kg/hektare biji bawang merah varietas Trisula.
Keunggulan tersebut meliputi ketinggian lokasi sekitar 1.175 mdpl, suhu rata-rata 17—290C, dengan kelembaban rata-rata 85,4% dan curah hujan rata-rata 223 mm, dan tertinggi pada Desember sebesar 759 mm dan terendah pada Mei lalu sebesar 93 mm.
Selain itu, keberadaan lebah sebagai pollinator karena sekitar 6 hektare dari KP Gurgur ditanami kopi. Produksi TSS terbaik hanya pada musim kemarau dan memerlukan waktu hampir empat bulan.
Balitbangtan bersama Direktorat Jenderal Hortikultura pun bersama-sama melakukan diseminasi pengunaan TSS untuk secara bertahap mengganti benih umbi menjadi biji dalam penyediaan benih bawang merah nasional.
Direktur Perbenihan Hortikultura Ir. Sri Wijayanti Yusuf, MSc mengatakan bahwa pada 2024 nanti harus mampu menyediakan TSS dari varietas bawang yang disukai petani, seperti Bima Brebes, Biru Lancor, Batu Ijo.