Pertanianku — Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memiliki aksesi salak koleksi plasma nutfah SDPMW yang berusia 7 tahun dan berada di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu). Aksesi SDPMW tersebut merupakan hasil persilangan dari tetua salak sidempuan putih dan salak mawar. Hingga saat ini Balitbangtan masih mengobservasi lebih lanjut aksesi SDPMW sebagai calon salak unggul dengan tingkat produktivitas yang tinggi.

Sri Hadiati, Tri Budiyanti, dan Jumjumindang—peneliti Balitbangtan menjelaskan bahwa aksesi salak tersebut memiliki keistimewaan berupa jumlah tongkol per tandan yang banyak, yakni sekitar 6—11 tongkol dengan bobot buah per tandan mencapai 7,2—10,5 kg.
“Sebagaimana diketahui, salak pada umumnya hanya mempunyai tongkol 3—4 dalam setiap tandan dengan berat 1,8—3,7 kg/tandan,” jelas Sri Hadiati seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.
Selain memiliki jumlah tongkol per tandan yang banyak dan tingkat produktivitasnya yang tinggi, aksesi SDPMW juga memiliki keunggulan berupa daging yang tebal sekitar 0,5—2,0 cm, rasa manis dengan tingkat kemanisan yang mencapai 20—23°briks, dan memiliki sedikit rasa sepat pada daging buahnya.
Di Balitbu juga terdapat beberapa koleksi plasma nutfah salak lainnya. Koleksi tersebut berfungsi sebagai penunjang pelestarian dan bahan utama untuk perakitan varietas unggul baru (VUB).
“Kegiatan pemuliaan salak melalui persilangan merupakan salah satu upaya dalam menghasilkan VUB salak yang mempunyai rasa manis, daging tebal, dan produktif dan harum,” tutur Sri dan tim.
Saat ini jumlah VUB yang dihasilkan dari persilangan masih relatif terbatas. Varietas unggul salak yang selama ini dilepas oleh Kementerian Pertanian umumnya berasal dari seleksi populasi tanaman yang ada di masyarakat. Peluang untuk mendapatkan salak unggul dari proses seleksi memang terbilang tinggi karena sifat tanaman yang menyerbuk silang sehingga tingkat keragamannya di lapangan terbilang tinggi.
Sebelumnya, Balitbangtan telah berhasil melepas 3 VUB yang berasal dari persilangan dengan menggunakan tetua dari salak jawa, salak bali, salak mawar, dan salak sidempuan. VUB tersebut antara lain sari intan 48, sari intan 295, dan sari intan 541, seluruh varietas tersebut dilepas pada 2009—2010.