Balitbangtan Mengembangkan Varietas Kacang Tanah Tahan Penyakit

Pertanianku — Dua galur kacang tanah GH2 dan GH10 merupakan varietas kacang tanah tahan penyakit. Varietas tersebut sedang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk dijadikan varietas unggulan. Keunggulan yang bisa didapatkan dari kedua varietas tersebut adalah hasil produktivitas yang tinggi sekitar 4,5—4,9 ton/hektare polong kering.

varietas kacang tanah
foto: pixabay

Selain tingkat produktivitas yang tinggi, varietas kacang tanah tersebut juga tahan terhadap beberapa penyakit, di antaranya layu bakteri, penyakit bercak, dan karat daun.

Dilansir dari litbang.pertanian.go.id, varietas ini juga mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan suboptimal hingga optimal. Di Indonesia, kacang tanah biasanya ditanam di lahan sawah pada musim tanam ke-3, lahan tadah hujan pada musim tanam ke-1, dan di lahan kering pada musim tanam ke-1.

Kedua varietas tersebut diharapkan berkarakteristik polong dan biji kulit ari berwarna merah muda. Selain itu, biji kacang diharapkan berukuran sedang, dengan dua-tiga biji per polong. Kacang juga diharapkan memiliki guratan kulit polong sedang.

Jika sudah memiliki seluruh karakteristik tersebut, kedua varietas kacang tersebut bisa dilepas menjadi komoditas kacang tanah. Pasalnya, seluruh karakteristik tersebut merupakan karakteristik yang diinginkan dalam industri kacang garing.

Galur GH2 mampu menghasilkan brangkasah hingga 237 gram/tanaman atau setara 47 ton/hektare. Sementara itu, GH10 mampu menghasikan brangkasah segar sebanyak 245 gram/tanaman atau setara 49 ton/hektare. Brangkasah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan kompos tanaman.

Jika dilihat dari karakteristik agronomi, ketahanan terhadap penyakit, serta fisikokimia biji, kedua galur tersebut bisa menjadi harapan kandidat calon varietas unggul baru kacang tanah dengan tingat produktivitas yang tinggi. Keunggulan yang dimiliki calon galur baru ini hampir sebanding dengan varietas pembandingnya, yaitu Katana 1 dan Hypoma 1.

Melalui calon varietas unggul baru kacang tanah tersebut, diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengatasi penyakit layu yang kerap menyerang beberapa sentra kacang tanah, seperti di Pantura Jawa Tengah dan Jawa Timur. Varietas ini pun bisa dikembangkan di luar wilayah endemik layu bakteri.