Bandotan, Tanaman Herba yang Sering Dianggap Tumbuhan Liar Biasa

PertaniankuBandotan merupakan nama tumbuhan yang sering dijumpai tumbuh liar di sekitar pekarangan rumah. Biasanya, tumbuhan ini tumbuh bersama rumput liar lainnya dalam satu kerumunan sehingga menyerupai semak. Namun ternyata, bandotan memiliki manfaat sebagai tanaman herba yang bisa menyembuhkan beberapa jenis penyakit.

bandotan
foto: http://balittra.litbang.pertanian.go.id/

Tumbuhan ini dalam bahasa Sunda disebut babandotan, sedangkan dalam bahasa Jawa disebut wedusan. Tumbuhan ini merupakan herba semusim yang tumbuh tegak dan bagian bawahnya berbaring. Tumbuhan ini bisa tumbuh hingga setinggi 30—50 cm dengan percabangan yang sangat banyak. Batangnya diselimuti oleh bulu-bulu halus dan bertekstur lunak.

Daunnya berbentuk bulat seperti telur berwarna hijau atau hijau kekuningan dan kuning berbintik hijau. Bagian yang paling mudah dikenali adalah bunganya yang tumbuh di bagian atas tanaman. Bunga berbentuk tabung kecil dan jumlahnya cukup banyak. Biasanya, di antara tumbuhan liar lainnya, tanaman bandotan dikenali dari bunganya yang berwarna ungu atau putih.

Bagian yang bisa dimanfaatkan dari tumbuhan liar tersebut adalah daun dan akarnya. Daun tumbuhan mengandung minyak atsiri yang berguna untuk kesehatan. Tumbuhan tersebut bisa mengobati disentri, diare, dan luka. Untuk mendapatkan manfaat kandungannya, Anda bisa mengolahnya menjadi resep obat herbal.

Untuk mengobati disentri, diare, dan panas, Anda bisa memanfaatkan bagian akarnya sebanyak 30 gram, lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Saring air rebusan dan minum selagi masih hangat.

Tanaman ini bisa digunakan untuk mengobati luka yang disebabkan oleh senjata tajam. Caranya, tumbuk halus akar tumbuhan dan oleskan pada bagian yang terkena senjata tajam.

Sementara, untuk memanfaatkan bagian daun, Anda bisa menumbuk halus daun untuk mengobati sakit dada dan luka. Anda juga bisa membalurkan tumbukan tersebut pada perut untuk mengatasi sakit perut dan diare.

Beberapa jenis tanaman bandotan tidak aman digunakan untuk jangka panjang atau dalam dosis tinggi. Tanaman yang dalam waktu cukup lama dan terus-menerus dikonsumsi dapat menyebabkan pusing, muntah, mulut kering, haus, dan mimisan. Sementara, jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan kejang-kejang dan masalah pernapasan yang cukup parah.