Pertanianku — Saat ini populasi bangau bluwok di dunia hanya sekitar 2.000 ekor, dan 1.700 ekor di antaranya berada di Indonesia. Bangau ini sudah terancam punah karena kondisi alam yang terus berubah. Itu sebabnya burung bangau ini perlu dilestarikan agar populasinya terselamatkan.

Bangau bluwok merupakan jenis burung besar yang berasal dari keluarga Ciconiidae. Postur tubuhnya bongsor dengan kaki dan lehernya jenjang, serta memiliki paruh besar, kuat, dan panjang.
Kaki bangau memiliki selaput yang berfungsi untuk mengarungi air dangkal. Sayap burung besar ini cukup lebar ketika dikepakkan di udara. Meski termasuk jenis burung, bangau tidak bisa berkicau karena tidak memiliki pita suara. Sebagai gantinya, bangau akan berkomunikasi dengan cara saling mengatupkan paruh besarnya agar menghasilkan suara.
Habitat asli burung besar ini ialah lahan basah, terutama perairan dangkal seperti tepi pantai, muara, rawa, dan hutan mangrove. Salah satu jenis bangau bluwok dari genus Mycteria dapat tumbuh hingga setinggi 110 cm. Jenis bangau tersebut tersebar luas di Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Jenis bangau ini sering disebut sebagai wilwo, kulit mukanya tidak berbulu dan berwarna merah jambu hingga merah.
Indonesia menjadi tempat yang paling banyak dihuni oleh burung-burung penyuka ikan kecil di laut, kerang, katak, dan serangga tersebut. Dilansir dari Indonesia.go.id, kini populasi bangau bluwok tersebar di kawasan pantai Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Sumbawa.
Namun, populasi burung besar ini terus mengalami penurunan, bahkan di Malaysia dan Kamboja dikabarkan populasi burung ini hanya tinggal puluhan ekor.
Bangau bluwok lebih menyukai hidup sendiri dengan kelompok-kelompok kecil di dekat pantai. Hal tersebut menyebabkan kembang biak burung besar ini menjadi lambat.
Burung ini tidak bisa berpindah ke sembarang tempat karena hidupnya sangat bergantung pada lahan basah. Salah satu tempat yang paling disukai oleh bangau ini ialah Pulau Rambut yang berada di gugusan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di pulau seluas 90 hektare tersebut tercatat ada 50—70 individu bangau bluwok yang hidup berdampingan dengan 20.000 individu jenis burung air dan burung darat. Saat ini Pulau Rambut telah menjadi kawasan konservasi bangau bluwok di Jawa selain Pulau Dua, Banten.
Ancaman kepunahan bangau ini tentu saja disebabkan oleh alih fungsi lahan basah menjadi kawasan pertanian, banyaknya pemukiman yang membuat sumber pakan burung menurun, dan hilangnya habitat bersarang bagi burung air. Selain itu, perburuan liar yang masih kerap dilakukan juga menambah parah penurunan populasi bangau.
Kondisi tersebut menyebabkan satwa ini masuk daftar merah pada kategori genting atau terancam punah secara global. Convertion on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora memasukkan burung besar ini ke kategori Appendix 1 atau sudah tidak boleh diburu.