Pertanianku — Di Indonesia, profesi sebagai petani terkadang hanya dipandang sebelah mata. Namun siapa sangka, seorang sarjana keuangan justru berhenti dari pekerjaannya dan banting setir jadi petani buah dan sayur. Keputusannya itu justru membuat dirinya menjadi miliarder.
Melansir DetikFinance, dia adalah Azarul Ahmad Puat. Awalnya, pria lulusan Universiti Teknologi Mara (UiTM) itu bekerja di sebuah perusahaan audit keuangan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Bersama rekannya Muhamad Ghafari Muhamad Nasir, ia memutuskan untuk membuat RAG Land Resources. Dilaporkan World of Buzz, RAG Land Resources merupakan sebuah lahan pertanian yang terletak di wilayah Kuala Kangsar, Perak.
Sebenarnya usaha pertaniannya dimulai pada 2015 dengan menanam mentimun dan petola. Saat itu lahan yang mereka miliki hanyalah sebesar 0,4 hektare dan berlokasi di Kampung Sungai Siput, Bukit Chandan, Kaula Kangsar, Perak. Uang sebesar RM 15.000 (Rp51 juta) jadi modal awal usaha pertanian mereka.
“Pada tahun 2016 kami menanam melon rock dan nanas. Kedua buah itu tidak hanya mudah ditanam, tapi juga memberi pemasukan yang sangat baik,” jelasnya Azarul pada The Star.
Lebih lanjut Azarul menjabarkan penghasilannya kala itu. “Dalam satu musim (tiga bulan) rock melon misalnya, bisa menghasilkan pemasukan antara RM60.000 hingga RM80.000 (Rp207 juta—Rp276 juta),” jelasnya.
“Kami memiliki 20.000 kantong plastik rock melon. Kami juga memiliki sebanyak 210.000 tumbuhan nanas yang ditanam di lahan seluas 6,9 hektare di Lenggong. Ada dua varietas nanas yang kami tanam, yakni Morris dan MD2 hybrid,” tambahnya.
Meski bukan lulusan pertanian, Azarul justru mengaku jika ilmu akuntansi yang ia pelajari saat di bangku kuliah amat membantu usaha pertaniannya. “Ini bukan berarti saya menyia-nyiakan studi saya di UiTM karena pengetahuan saya soal akuntansi bisa diterapkan dalam bisnis saya,” katanya.
Sementara itu, sang rekan, Muhamad Ghafari, mengatakan bahwa pertanian mereka kini juga memiliki beberapa peternakan di Bukit Chandan, Kuala Kangsar; Kampung Gelok, dan Selat Pagar, dan Lenggong. Perusahaan yang mereka bangun itu juga menginvestasikan sebesar RM 4 miliar (Rp13,8 miliar) di lahan seluas 16,19 hektare di Manjung Permanent Food Production Park.
Kesuksesaan pertanian yang mereka buat juga menguntungkan warga setempat. Para warga jadi punya pekerjaan dengan upah mulai dari RM 1.500 hingga RM 1.800 (Rp4,8 juta—Rp6,2 juta) per bulan.