Bantu Permasalahan Pertanian Global dengan Perbanyak Konsumsi Serangga

Pertanianku – Mayoritas orang pasti akan jijik mendengar serangga dapat dikonsumsi oleh manusia. Namun, faktanya memang bahwa serangga dianjurkan dikonsumsi sebagai pengganti protein daging.

Semakin banyak manusia mengonsumsi serangga akan semakin baik. Hal ini karena dengan mengonsumsi serangga bisa membantu permasalahan pertanian global yang menjadi salah satu penyebab kegagalan panen. Selain itu, dengan mengonsumsi serangga juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Bonusnya, Anda yang mengonsumsi serangga akan mendapatkan manfaat kesehatan pula dan membawa manfaat bagi kelangsungan bumi.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, ilmuwan membandingkan dampak lingkungan dari produksi daging konvensional dengan sumber makanan alternatif.

Studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Edinburgh dan Komunitas Petani (Peternak) Skotlandia membandingkan produk hewan (daging konvensional) saat ini yang sering dimakan manusia diganti dengan serangga atau makanan olahan (terbuat dari kedelai seperti, dan tahu.).

Ilmuwan menyimpulkan bahwa makanan dari serangga dan makanan olahan justru membutuhkan sedikit lahan dan energi. Sementara, menurut tim ilmuwan, daging sapi sejauh ini membutuhkan banyak energi dalam proses produksinya.

Bahkan, tim ilmuwan kembali menyatakan, dengan mengurangi setengah konsumsi global produk hewani dengan memakan lebih banyak serangga atau makanan olahan justru akan ‘membebaskan’ 1.680 juta hektare lahan atau setara dengan 70 kali wilayah Inggris.

“Mengganti daging sapi dengan ayam dan mengenalkan serangga lebih umum ke dalam makanan, akan membantu mencapai penghematan lahan dan sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” kata Dr. Peter Alexander, dari University of Edinburgh’s School of GeoSciences dan Scotland’s College.

Sementara itu, Profesor Dominic Moran, dari University of York dan Scotland’s Rural College, memaparkan, “Tantangan lingkungan yang dihadapi industri pertanian global semakin meningkat. Jurnal ilmiah ini mempelajari beberapa makanan alternatif yang dapat kita perkenalkan ke dalam makanan kita untuk mengurangi beberapa permasalahan selama ini.”