Pertanianku — Kampung budidaya ikan berbasis kearifan lokal menjadi salah satu program terobosan yang diusung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Program tersebut bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Untuk mendukung program tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) turut mendorong pengembangan budidaya ikan lokal sekaligus berupaya menjaga komoditas perikanan lokal dari kepunahan.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb. Haeru Rahayu, menyebutkan, DJPB rutin memproduksi benih ikan bermutu untuk mendukung program bantuan benih.
“Melalui unit pelaksanaan teknis di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, KKP rutin memproduksi benih ikan bermutu untuk mendukung program bantuan benih serta menjaga keberadaan ikan lokal melalui program restocking yang secara rutin kami lakukan,” terang Tb. Haeru seperti yang dilansir dari laman kkp.go.id.
Tb. Haeru menuturkan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menaruh perhatian terhadap kelestarian ikan endemik. Hal ini karena budidaya ikan lokal dapat mendongkrak nilai tambah ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem.
Menurut Tb. Haeru, ikan lokal cenderung bernilai ekonomi tinggi sehingga berpotensi meningkatkan kesejahteraan sekaligus memberdayakan masyarakat di sekitar perairan umum.
Sejak awal 2021 hingga pertengahan September, KKP sudah menyalurkan bantuan benih, baik untuk perairan tawar, payau, maupun laut sebanyak 174,28 juta ekor dengan 6,8 juta ekor di antaranya merupakan ikan endemik yang dialokasikan untuk kegiatan restocking di perairan umum di seluruh Indonesia.
Salah satu jenis ikan endemik yang rutin ditebar adalah ikan nilem. Nilem merupakan ikan asli Indonesia yang sudah berhasil dibudidayakan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar KKP. Ikan nilem memiliki beberapa keunggulan seperti bernilai ekonomi tinggi dan bisa diproses sebagai produk olahan, mudah dipelihara, memiliki sintasan dan reproduksi yang tinggi, serta tahan terhadap penyakit.
Selain nilem, ikan endemik lain yang rutin ditebar dalam kegiatan restocking adalah ikan tawes. Ikan ini memiliki rasa yang lezat dan harganya terjangkau sehingga cukup diminati oleh masyarakat.
“Kami akan terus mendukung pengembangan ikan endemik lokal dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun rutin melakukan kegiatan restocking ikan lokal dapat menjaga agar tidak terjadi kepunahan, meningkatkan pendapatan sekaligus memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” pungkas Tb. Haeru.