Pertanianku – Komoditas perikanan di pesisir pantai selatan di Kabupaten Malang memiliki potensi yang cukup besar. Banyak investor dari berbagai daerah di Jawa Timur mulai melirikny, karena dianggap memiliki prospek yang menguntungkan.
“Para investor dari Lamongan, Gresik dan Tuban itu tertarik dalam pengolahan ikan dan mengajukan izin untuk mengoperasikan kapal besar karena rata-rata orientasi mereka untuk ekspor,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Malang, Jawa Timur M Nasri Abdul Wahid di Malang, seperti dilansir Okezone (1/8).
Menurut Nasri, tiga investor asal Lamongan, Tuban dan Gresik tersebut, beberapa waktu lalu sudah melakukan survei ke lokasi di kawasan pesisir pantai selatan Malang. Bahkan, belum lama ini juga ada empat investor yang survei ke Malang selatan bersama Wakil Bupati Malang Sanusi.
“Kalau tidak salah baru pekan lalu datang ke Malang dan survei lokasi yang diantar langsung bapak wakil bupati. Rencananya dalam waktu dekat ini akan kembali lagi untuk mematangkan surveinya sekaligus perencanaannya. Mudah-mudahan keinginan investor untuk menggarap potensi perikanan di daerah ini bisa terwujud agar perekonomian masyarakat bisa terdongkrak,” tutur M Nasri.
Bahkan dalam waktu dekat ini, lanjut M Nasri, Kabupaten Malang juga memiliki ruang pendingin (cold storage) dengan kapasitas cukup besar, yakni 100 ton. Namun, ruang pendingin tersebut lebih banyak digunakan untuk menyimpan hasil tangkapan ikan tuna ketimbang ikan lainnya, sebab ikan tuna tersebut untuk konsumsi ekspor.
Selama ini hasil tangkapan ikan tuna dari laut selatan Malang itu dikirim langsung dan diolah di Benoa Bali, selanjutnya baru diekspor. Dengan adanya ruang pendingin nanti, hasil tangkapan ikan tuna bisa diolah dan langsung diekspor dari Malang.
Potensi perikanan di laut selatan Malang cukup besar, yakni sekitar 404 ribu ton per tahun, namun hingga saat ini produktivitas tangkapannya masih jauh dari harapan. Pada 2015 produktivitasnya mencapai 11.500 ton, pada 2014 mencapai 11.077 ton dan di 2016 diharapkan bisa meningkat hingga 5 persen dari tahun sebelumnya.
“Kami upayakan dengan berbagai cara hasil tangkapan atau produktivitas nelayan pada tahun ini bisa meningkat lima persen dari tahun lalu. Setelah pembangunan ruang pendingin selesai dan beroperasi, produktivitas tangkapan diharapkan juga semakin besar,” ucap M Nasri.
Menurut salah seorang nelayan di Desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan Sudarsono mengakui tidak adanya ruang pendingin untuk penyimpanan ikan (cold storage) menjadi salah satu penghambat lambannya Kabuapten malang menjadi sentra ikan tuna, padahal potensinya cukup besar.
“Selama ini para nelayan menyewa cold storage di Kabupaten Banyuwangi, yang harus ditempuh enam hingga tujuh jam dari Sendangbiru. Sedangkan es batu didatangkan dari Kecamatan Kepanjen, yang berjarak sekitar 55 kilometer dari Sendangbiru, sehingga ikan gampang rusak dan harganya menjadi turun,” jelas Sudarso.